Islam adalah agama yang menekankan tentang pentingnya belajar. Wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Ayat pertamanya adalah Iqra yang artinya bacalah.Â
Pada QS Al-Mujadilah ayat 11 dinyatakan bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu pengetahuan. Pada beberapa ayat Al-Qur'an pun, Allah memberikan pertanyaan kepada hamba-nya dalam bentuk "apakah kamu tidak berpikir?" Hal ini menunjukkan bahwa muslim harus berlajar dan berpikir.
Pada beberapa hadits, Nabi Muhammad SAW berpesan tentang pentingnya umat Islam menuntut ilmu. Seperti; mencari ilmu dalah kewajiban bagi muslim dan muslimat, carilah ilmu mulai dari lahir sampai dengan meninggal dunia, carilah ilmu walau ada di negeri Cina, dan berbagai keutamaan bagi orang yang mencari ilmu.
Mengapa agama Islam menekankan terhadap pentingnya menjadi manusia yang berilmu? Karena orang yang berilmu orang yang mulia.Â
Disamping bisa menerangi dirinya sendiri, dia juga menjadi penerang bagi orang lain melalui ilmu yang diamalkannya. Ilmu yang bermanfaat akan menjadi amal saleh dan pahalanya terus mengalir baik di dunia maupun di akhirat. Seseorang boleh saja meninggal tapi ilmunya akan tetap bermanfaat bagi orang lain yang mempelajarinya.
Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2021 bersamaan dengan dengan bulan puasa ramadan 1442 H. Menurut saya, semangat Peringatan Hardiknas sama dengan semangat puasa ramadan, yaitu sama-sama menekankan tentang pentingnya pendidikan.Â
Pada peringatan Hardiknas, sosok sentral yang dimunculkan adalah Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara dengan pemikirannya yang sangat terkenal yaitu ing ngarso sung tulodo (di depan menjadi teladan), ing madyo mangun karso (di tengah membangun kemauan), dan tutwuri handayani (di belakang mendukung).
Bulan ramadan disebut juga dengan bulan tarbiyah (pendidikan). Puasa ramadan juga sarana untuk mendidik diri untuk disiplin, taat, dan mampu mengendalikan diri. Pendidikan adalah sebuah proses. Oleh karena itu, hasilnya tidak bisa secara instan. Pendidikan hari ini hasilnya akan terlihat sekian tahun yang akan datang.Â
Oleh karena itu, dalam konteks pendidikan formal, para guru diharapkan untuk berikhtiar seoptimalkan mungkin memberikan pendidikan bagi murid-muridnya sebagai bekal di masa depan. Begitu pun hasil dari puasa ramadan bukan hanya diperlihatkan selama bulan ramadan atau sesaat setelah idulfitri, tetapi diharapkan bisa berdampak dalam 11 bulan pascaramadan.
Pendidikan di Indonesia masih terdampak oleh pandemi Covid-19. Pembelajaran masih dilaksanakan secara jarak jauh atau Belajar dari Rumah (BDR) walau sudah ada daerah yang melakukan uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Kemdikbud merencanakan pada tahun ajaran 2021-2022 setiap sekolah melaksanakan PTM.Â
Vaksinasi Covid-19 terhadap guru dan tenaga kependidikan saat ini sedang dilaksanakan. Sekolah-sekolah pun diimbau untuk mempersiapkan Standar Operational Procedure (SOP) PTM dan mempersiapkan berbagai sarana penunjang PTM yang tentunya memperhatikan protokol kesehatan. PJJ yang terlalu lama menyebabkan guru dan siswa mengalami kejenuhan dan berdampak terhadap menurunnya kualitas belajar siswa (learning loss).