Orang yang bertamu selain untuk memenuhi undangan atau bersilaturahim, tidak tertutup kemungkinan menawarkan sesuatu atau meminta bantuan. Ada kalanya tuan rumah bisa membantunya atau tidak bisa membantunya disebabkan oleh berbagai hal.Â
Walau demikian, sikap tuan rumah yang tetap ramah dan santun walau tidak bisa membantu atau mengabulkan permohonan dari tamu akan tetap memberikan kesan yang positif. Sang tamu bisa pamitan atau meninggalkan ruangan tuan rumah dengan perasaan yang nyaman walau tujuannya tidak tercapai.
Tuan rumah hendaknya tidak membeda-bedakan terhadap siapa pun tamu yang datang. Kalau yang datang adalah atasannya, orang penting, atau orang yang akan memberikan keuntungan baginya, dia menerimanya dengan ramah.Â
Sebaliknya, dia bersikap ketus saat tamu yang datang adalah orang biasa dan dinilai tidak memberikan "nilai tambah" baginya.
Etika menerima tamu adalah salah satu keterampilan dasar dalam interaksi antarsesama manusia. Sebenarnya bukan hanya menerima bertamu saja yang perlu etika, saat bertamu pun tentunya perlu menggunakan etika, tetapi tulisan ini memang lebih difokuskan pada pembahasan etika tuan rumah atau etika saat menerima tamu.
Sebuah instansi biasanya memiliki Standar Operasional (SOP) saat menerima tamu. Mulai dari menanyakan identitas, menanyakan orang yang dituju, tujuan bertamu, dan mengisi buku tamu.Â
Di satu sisi SOP dilaksanakan, tetapi di sisi lain, petugas atau tuan rumah harus bersikap ramah dan santun kepada tamu agar mereka merasa dilayani dengan baik.
Pimpinan instansi harus menempatkan staf atau petugas di bagian resepsionis yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik karena resepsionis adalah "mukanya" pelayanan sebuah instansi.Â
Setiap instansi pun perlu memberikan pelatihan kepada staf yang bertugas menerima tamu baik dari sisi pengelolaan SOP-nya maupun dari sisi kemampuan public speaking-nya agar dapat memberikan pelayanan prima kepada tamu.
Kemampuan menerima tamu dengan  baik akan menyebabkan tamu yang datang disamping merasa senang, juga akan respek, dan meninggalkan kesan yang baik terhadap tuan rumah.Â
Sang tuan rumah suatu saat mungkin saja berganti menjadi tamu yang juga ingin diperlakukan dengan baik oleh orang lain. Di sinilah pentingnya saling menghormati, saling menghargai, dan saling "menyelami" hati nurani masing-masing.