Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

1 April 2021   00:19 Diperbarui: 1 April 2021   00:25 1230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

LITERASI UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Oleh:
IDRIS APANDI
(Penulis Buku Gerakan Literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter)

 

Literasi dan kesejahteraan adalah dua hal yang saling berhubungan. Orang atau bangsa yang rajin belajar (literat) niscaya akan mencapai kesejahteraan. Sejahtera bisa bisa dilihat dari dua sisi, yaitu sejahtera lahir dan sejahtera batin. Sejahtera lahir kaitannya dengan terpenuhinya kebutuhan hidup, terjaganya kesehatan, dan memiliki materi yang melebihi dari standar kebutuhan minimal sehingga bisa menabung dan berinvestasi, sedangkan sejahtera batin kaitannya dengan rasa senang, bahagia, gembira, aman, damai, dan tenteram.

Membaca adalah salah satu aspek dari kegiatan literasi. Orang yang banyak membaca akan merasakan kesejahteraan. Minimal kesejahteraan dalam konteks batin, misalnya mendapatkan kepuasan batin, ketenangan jiwa, dan bertambah wawasan atau ilmu pengetahuannya. 

Membaca pun bisa menjadi sarana baginya untuk menggapai kesejahteraan lahir (fisik-materi). Orang yang sedang menghadapi kesulitan, tetapi saat jiwa literasinya bisa dioptimalkan, dia mencari alternatif solusi penyelesaian masalah. Saat seseorang hidup miskin, dia bekerja keras dan kreatif mencari peluang usaha agar dia bisa bertahan hidup dan keluar dari belenggu kemiskinan.

Baginya, "banyak jalan menuju Roma". Artinya, dia tidak putus asa, selalu optimis, dan tidak mudah menyerah. Saat satu jalan tertutup, dia mencoba jalan lain. Dan begitu seterusnya. 

Pernah menyaksikan seseorang yang berpendidikan rendah tetapi dia sukses menjadi seorang pengusaha? Ternyata dia adalah seorang pemelajar yang ulet. Selain dia belajar tutorial pembuatan sebuah produk di YouTube, dia juga rajin membaca terkait bidang yang digelutinya. 

Sebenarnya, belajar bukan hanya diartikan membaca buku-buku pelajaran atau buku referensi, tetapi belajar dapat dimaknai lebih luas, seperti belajar dari pengalaman, belajar dari kegagalan, belajar dari kesuksesan orang lain, belajar dari tokoh-tokoh inspiratif, dan sebagainya.

Seorang pencari kerja tentunya harus banyak mencari (membaca) berbagai lowongan pekerjaan di berbagai media. Setelah menjadi karyawan, saat dia ingin mengembangkan diri atau meningkatkan kompetensi, dia harus membaca. Seorang pengangguran, jika dia ingin memiliki penghasilan, dia harus membuka usaha sendiri. Oleh karena itu dia harus membaca strategi usaha bagi pemula. Selain itu, dia pun harus mau "membaca" tren dan peluang usaha yang bisa dikembangkan. Istilahnya, berawal pengangguran, berubah menjadi jutawan bermodalkan kewirausahaan.

Seorang petani di sebuah daerah bisa mengubah tanah yang gersang, tandus, dan tidak produktif menjadi tanah yang subur dan produktif, ditanami oleh berbagai tanaman yang sesuai dengan karakteristik dan musimnya sehingga bisa menghasilkan keuntungan yang banyak. Hal ini tidak lepas dari proses belajar, termasuk membaca sebagai salah satu aspek literasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun