Penulis identik dengan orang terampil menulis, baik karya fiksi atau nonfiksi. Seorang penulis juga diidentikkan dengan seseorang yang menghabiskan banyak waktunya di depan komputer, laptop, atau smartphone untuk menulis. Ia pun menyepi di sebuah ruangan, menghindari hal-hal yang bisa merusak konsentrasinya saat menulis.
Hal tersebut ada benarnya juga, karena menulis memang perlu fokus dan konsentrasi. Jangan sampai ide-idenya buyar karena ada gangguan. Walau demikian, seorang penulis bukan berarti harus terus mengurung diri. Ada kalanya, dia harus bergaul, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan pihak lain. Apalagi kalau dia menulis untuk dijual kepada pihak lain. Di sinilah perlunya seorang penulis memiliki kemampuan public speaking.Â
Saat dia menjelaskan maksud tulisannya kepada pihak yang minta klarifikasi atau bertanya untuk lebih mendalami tulisannya, saat dia bernegosiasi dengan calon pembeli karyanya, atau saat dia memberikan penjelasan kepada penerbit atau pihak lain yang tertarik menerbitkan tulisannya, dia memerlukan kemampuan pubic speaking yang baik.
Seorang penulis pun tidak tertutup kemungkinan diundang sebagai narasumber pada saat acara bedah buku karyanya, diundang untuk menjadi pemateri sesuai dengan keahlian yang ditulisnya, atau diundang untuk menjadi narasumber pelatihan menulis, kemampuan public speaking yang baik akan sangat mendukung dirinya saat presentasi atau menyampaikan materi.
Idealnya seorang penulis yang baik juga seorang pembicara yang baik, tetapi kenyataannya beragam. Ada seorang penulis yang baik sekaligus seorang pembicara yang baik. Ada yang terampil menulis tapi kurang fasih berbicara.
Begitu juga, ada yang pandai berbicara belum tentu terampil menulis. Hal tersebut tidak lepas dari bakat, passion, dan fokus kompetensi apa yang lebih ingin dia kuasai.
Menurut saya, seorang penulis yang juga memiliki kemampuan public speaking yang baik akan lebih dikenal dibandingkan dengan hanya menonjol pada bisang menulis saja.Â
Mengapa demikian? Karena dia memiliki kesempatan yang lebih terbuka untuk dikenal orang lain. Orang bukan hanya mengenalnya melalui karya tulis yang dihasilkannya, tetapi juga melalui pembicaraannya di muka publik.Â
Misalnya seorang penulis buku motivasi, selain memikat pembaca melalui tulisan-tulisannya, dia pun memikat audience saat dia secara langsung memotivasi peserta pada sebuah acara motivasi. Begitu pun seorang penulis buku tentang teknik menulis.
Selain bisa menyajikan tulisan yang berisi teknik menulis yang mudah dipahami oleh para pembaca, dia pun dapat menjelaskan dengan baik saat tampil di hadapan peserta pelatihan menulis.
Menurut saya, penulis yang juga memiliki kemampuan public speaking yang baik akan menjadi bintang di mata para penikmat karya-karyanya. Mungkin saja posisinya dibalik. Misalnya berawal dari public speaker, lalu dia menjadi seorang penulis. Dia menuliskan materi yang disampaikan secara lisan, kemudian dia tulis untuk disebarkan kepada para pembaca.