Berkaitan dengan pembelajaran, para peseta didik baru yang berharap menempati ruang kelas yang baru, mereka tetap harus belajar di rumah dengan didampingi oleh orang tua mereka.Â
Walau demikian, menurut saya, khusus untuk siswa yang baru, supaya mereka merasakan atmosfer sekolahnya yang baru, belajar di ruang kelas, pihak sekolah dapat mengatur pembelajarannya dengan tetap mengacu kepada protokol kesehatan.Â
Antara lain, menyediakan tempat cuci tangan, alat pengukur suhu tubuh (thermo gun), menerapkan pembatasan fisik (physical distancing), dan tetap menggunakan masker selama belajar di sekolah.
Selama pembelajaran jam belajar dikurangi, misanya, hanya empat jam, tidak ada istirahat, kapasitas kelas diisi oleh setengah dari kapasitas maksimal, mereka sekolah secara bergiliran atau berbeda hari, dan tidak full dalam satu minggu. Misalnya hanya sekolah satu atau dua hari dalam satu minggu, dan itu pun tidak setiap minggu.Â
Hal yang saya sebutkan tersebut mungkin hanya bisa dijalankan di sekolah yang berada di zona hijau Covid-19 dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan setempat. Kalau sekiranya berisiko, maka sebaiknya para peserta didik baru tetap harus belajar dari rumah.
Bukan hal yang mudah mengendalikan peserta didik baru, apalagi peserta didik PAUD, TK, atau kelas I SD. Perlu kesabaran dan ketelatenan dari gurunya. Apalagi ditambah di era pandemic, tentunya perhatian guru selain masalah pembelajarannya, juga harus memperhatikan kondisi fisik tiap peserta didiknya.Â
Oleh karena itu, melaksanakan pembelajaran tatap muka bagi peserta didik apalagi jenjang PAUD, TK, SD perlu pertimbangan dan kesiapan yang matang. Keselamatan anak tetap harus menjadi hal yang utama.
Kalau saya perhatikan, sudah banyak sekolah yang mempersiapkan berbagai sarana untuk mendukung protokol kesehatan. Hal ini menjadi salah satu tanda bahwa sekolah serius dalam menghadapi pembelajaran di era new normal., termasuk menyambut para peserta didik baru.
Selama PJJ, disamping beban kuota internet yang membengkak, para orang tua banyak yang mengeluh karena kesulitan mendampingi anak-anaknya belajar di rumah. Terbayang saat mereka juga harus mendampingi anaknya yang baru masuk sekolah, hal ini akan menjadi tantangan baru bagi mereka. Â
Kegiatan belajar pun tentunya tidak bisa dilakukan secara ideal sesuai dengan kurikulum 2013 yang saat ini diberlakukan. Perlu ada kurikulum "edisi khusus" selama pandemi.Â
Oleh karena itu, pihak sekolah pun tentunya menunggu pedoman dari pemerintah terkait bagaimana kurikulum pendidikan di era new normal, karena banyak kepala sekolah dan guru yang kebingungan langkah apa yang harus dilakukan dalam mengelola pembelajaran di masa pandemi ini.