Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Corona Membuatku Merana, tapi Tak Boleh Putus Asa (3)

4 Mei 2020   07:37 Diperbarui: 4 Mei 2020   07:46 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

CORONA MEMBUATKU MERANA, TAPI TAK BOLEH PUTUS ASA (3)

Oleh: IDRIS APANDI

 "Pak Husni mau minum apa?" Tanya Pak Haji Kurdi padaku. 

"Ah pak haji mah bercanda. Ini 'kan bulan puasa pak. Hehe..." Jawabku sambil sedikit tersenyum. "

Iya pak, maaf saya bercanda. Hehe..." Pak Haji Kurdi menanggapi jawabanku.

"Bagaimana keluarga sehat pak?" Pak Haji Kurdi lanjut bertanya padaku. "

Alhamdulillah pak haji, keluarga saya sehat pak. Kalau pak haji sekaluarga sehat?" Aku menjawab sekaligus balik bertanya padanya. 

"Alhamdulillah, saya sekeluarga juga sehat. Semoga kita semua selalu sehat ya Pak Husni." Kata pak Haji Kurdi.

Hampir 30 menit aku dan pak Haji Kurdi ngobrol ngarol ngidul seputar keluarga dan pekerjaan, tapi pak Haji Kurdi belum juga bertanya maksud kedatanganku, hingga aku pun memberanikan diri menyampaikan maksud kedatanganku kepadanya. 

"Pak Haji, maaf, saya menyela obrolan kita. Saya datang ke rumah bapak, pertama bermaksud untuk silaturahmi, dan kedua, maaf, ini sebenarnya saya malu menyampaikannya, tapi karena terdesak oleh kebutuhan, jadi saya memberanikan diri untuk bicara kepada pak Haji. Euu..." Pembicaraanku belum selesai, tapi Pak Haji Kurdi keburu memotong ucapanku.

"Oh iya, maaf, saya tadi keasyikan bicara pak Husni. Maklum, kita sudah lama tidak bertemu, dan kalau ngobrol dengan pak Husni terasa nyambung. 'Kan dulu waktu bapak kerja di percetakan saya pun, kita sering diskusi pak ya? Jadi saya lupa menanyakan maksud kedatangan Bapak kepada saya. Baiklah, ada apa pak?" Pak Haji Kurdi menanggapi ucapanku sambil membetulkan posisi duduknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun