Sambil berjalan, aku memperhatikan lingkungan rumah pak Haji Kurdi. Warna cat temboknya masih abu-abu, sama dengan saat aku datang ke rumahnya untuk mengundurkan diri tahun 2015. Terlihat bersih. Mungkin karena sudah dicat kembali dengan warna yang sama. Rumahnya semakin asri dengan adanya taman dan bunga-bunga yang ditanam di depan rumahnya.
"Silakan duduk pak. Nanti saya sampaikan kepada Bapak bahwa ada Pak Husni mau ketemu dengan Bapak." Ucap Ferdi padaku sambil mengarahan tangannya ke kursi tamu. "Terima kasih Dek." Ucapku sambil duduk. Tak lama kemudian pak Haji Kurdi datang menemuiku. "Apa kabar pak Husni? Lama kita tidak bertemu ya." Dia menyapaku dengan wajah yang sumringah dan mengajak bersalaman.Â
Aku yang sedang duduk pun berdiri dan menyambutnya. "Alhamdulillah kabar baik pak Haji. Iya pak. Lebih dari lima tahun kita tidak bertemu. Terakhir kita ketemu 'kan tahun 2015 waktu saya meminta izin mengundurkan diri dari percetakan." Ucapku padanya sambil berupaya menenangkan diriku, karena terus terang, aku canggung bertemu kembali dengannya. Rasa malu dan rasa bersalah bercampur dalam dadaku. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H