Aktivitas belajar dari rumah atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sebagai dampak dari pandemi Corona (Covid-19) sudah berlangsung dari minggu kedua Maret 2020 sampai dengan saat ini. Bahkan diperkirakan berlangsung sampai Juni 2020. Hal ini tentunya telah disiasati dan terus dievaluasi oleh Kemendikbud dan Dinas Pendidikan agar tercipta PJJ yang efektif dan bermakna bagi peserta didik.
Secara filosofis, tujuan daripada proses pendidikan adalah untuk "memanusiakan manusia". Terkait dengan hal ini, pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
Berdasarkan kepada hal di atas, maka pendidikan bukan hanya membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga sikap atau karakter yang baik. Bahkan karakter menjadi modal yang sangat penting bagi kesuksesan seseorang. Hasil penelitian Howard Gardner (2002) menyatakan bahwa kesuksesan seseorang 20% ditentukan oleh hard skill dan 80% ditentukan oleh soft skill. Dengan kata lain, soft skill merupakan faktor yang sangat dominan terhadap kesuksesan seseorang.
Kemendikbud saat ini menggulirkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Tujuannya untuk menumbuhkembangkan karakter positif kepada peserta didik. Ada lima nilai yang fokus dikembangkan, yaitu (1) religiusitas, (2) nasionalisme, (3) integritas, (4) mandiri, dna (5) gotong royong. Lima nilai tersebut bisa dikembangkan oleh pemerintah atau oleh satuan pendidikan.
Proses penumbuhkembangan karakter kepada peserta didik mulai dari diajarkan, dicontohkan/ diteladankan, dibiasakan, dan berikutnya dibudayakan. Walau demikian, hal yang paling penting dalam PPK adalah keteladanan, mulai dari keteladanan pemimpin, keteladanan orang tua, dan keteladanan dari senior kepada junior, dan sebagainya karena ada sebuah pepatah bijak yang mengatakan bahwa "satu perbuatan lebih utama dari seribu nasihat."
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar dari rumah, hal ini menjadi bisa menjadi sarana untuk penguatan pendidikan karakter. Guru dan orang tua bekerjasama untuk mewujudkannya. Guru memberikan layanan pendidikan melalui media daring untuk menumbuhkan dan mempertahankan jiwa pemelajar peserta didik. Melalui tugas yang diberikannya (walau tentunya tidak berlebihan), guru menumbuhkan rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, kreativitas, tanggung jawab, dan disiplin peserta didik.
Orang tua menumbuhkembangkan karakter kepada peserta didik melalui berbagai aktivitas di rumah seperti membersihkan rumah, memasak, merawat hewan, merawat tanaman, hiburan, dan sebagainya. Nilai-nilai yang ditumbuhkankembangkan misalnya; disiplin, tanggung jawab, saling menghormati, saling menghargai, kerja keras, kerjasama, kreativitas, dan sebagainya.
Kegiatan belajar dari rumah juga bertepatan dengan bulan ramadan. Tentunya hal ini bisa menjadi sarana strategis untuk menumbuhkankembangkan karakter yang baik kepada anak, utamanya dengan nilai-nilai religius dan sosial. Aktivitas ibadah pada bulan cenderung mengalami peningkatan. Selain berpuasa, kegiatan salat berjemaah dan salat tarawih, walau banyak tidak dilakukan didalam masjid, karena untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid-19.
Puasa selain untuk melaksanakan perintah Allah, juga melatih dan mengasah kepedulian terhadap orang yang kurang beruntung, apalagi saat ini banyak terdampak pandemi Covid-19, utamanya pada bidang ekonomi. Sungguh miris kita mendengar berita ada orang yang berhari-hari tidak makan dan akhirnya meninggal dunia. Ada juga yang terpaksa mencuri karena kelaparan. Walau hal ini tidak bisa dibenarkan, tetapi hal adalah potret bagaimana mirisnya kondisi ekonomi yang dialami oleh banyak masyarakat saat ini.
Menyikapi hal ini, para orang tua mengajak anak-anaknya untuk bersyukur masih bisa makan, masih sehat, masih bisa buka bersama dan masih bisa beribadah bersama. Selain itu, orang tua pun memberi contoh kepada anak-anaknya untuk membantu sesama, minimal dengan memberikan takjil buka puasa kepada tetangganya yang membutuhkan dan mengajak anak-anaknya untuk berdoa.
Semoga musibah pandemi Covid-19 bisa segera hilang, bangsa Indonesia diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menjalani puasa, serta semoga diberikan kemudahan rezeki dalam menjalani bulan ramadan ini. Itulah sekelumit proses penguatan pendidikan karakter selama belajar di rumah. Tentunya masih bisa dikembangkan dalam kegiatan yang lebih variatif.
Oleh: IDRIS APANDI (Penulis Buku Aku, Ramadan, dan Literasi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H