Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Corona dan Pancasila

24 Maret 2020   22:42 Diperbarui: 24 Maret 2020   22:49 6128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

CORONA DAN PANCASILA

Oleh: IDRIS APANDI

(Praktisi dan Pemerhati Pendidikan)

Jargon "Saya Indonesia, Saya Pancasila" saat ini perlu diwujudkan dalam aksi nyata, bukan hanya sekadar retorika. Bantulah apa yang bisa dibantu, dan lakukan apa yang bisa dilakukan, wujudkan bangsa Indonesia adalah bangsa yang bermartabat, bangsa yang kuat, bangsa pejuang, dan bangsa yang bersatu mengatasi masalah COVID-19 dengan berlandaskan kepada Pancasila.

Bangsa Indonesia saat ini sedang menghadapi bencana nasional, yaitu mewabahnya virus Corona (COVID-19). Sejak diumumkan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo tanggal 2 Maret 2020 bahwa ada dua orang WNI yang positif Corona, jumlahnya hari ke hari terus bertambah. 

Per tanggal 24 Maret 2020, kasus COVID-19 sebanyak 686 kasus, 55 orang meninggal, dan 30 orang sembuh. Sejumlah ahli memperkirakan bahwa korban akan terus bertambah hingga pertengahan April 2020.

COVID-19 pertama kali muncul di Wuhan Cina awal 2020 dan terus menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Untuk menekan semakin banyaknya jumlah korban COVID-19, pemerintah telah meliburkan sekolah, belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah dari rumah. 

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun telah mengeluarkan fatwa bahwa di daerah atau tempat tertentu yang masuk zona merah peredaran COVID-19, salat berjamaah ditiadakan dan salat Jumat boleh diganti dengan salat duhur.

Berkali-kali pemerintah dan tenaga kesehatan mengingatkan bahwa warga masyarakat harus diam di rumah, jangan keluyuran untuk meminimalisasi semakin bertambahnya korban COVID-19. 

Kalau pun keluar rumah, hanya untuk kepentingan mendesak saja, seperti belanja kebutuhan pokok, tapi pada kenyataannya, masih banyak warga masyarakat yang bandel, belum mau mengindahkan imbauan tersebut.  

Jalanan tetap ramai dengan aktivitas masyarakat. Memang ada juga pekerja yang tidak bisa bekerja di rumah, tapi harus bekerja di kantor, atau mencari nafkah di luar rumah seperti PKL atau sopir angkutan umum. 

Pelajar yang harusnya belajar di rumah, justru masih ada yang main game di warnet. Hal inilah yang berpotensi semakin bertambahnya korban COVID-19. Satpol PP dan aparat keamanan dikerahkan untuk membubarkan kerumunan publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun