Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Penggerak dan Merdeka Belajar

28 Januari 2020   14:24 Diperbarui: 17 Juni 2021   08:20 7758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami Guru Penggerak dan Merdeka Belajar (unsplash/annie-spratt)

"Guru Penggerak dan Merdeka Belajar". Dua jargon atau istilah tersebut diucapkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim pada beberapa kesempatan di hadapan pendidik dan tenaga kependidikan. 

Dua hal tersebut sampai dibuat menjadi tagar (#). Tujuannya adalah untuk meningkatkan motivasi guru dalam melaksanakan tugas sebagai ujung tombak pembelajaran dan untuk membangun paradigma pembelajaran yang menyenangkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Dua jargon tersebut merupakan hal yang baik. Walau demikian, agar bisa terealiasi dalam praktik pendidikan di Indonesia, tentunya perlu ditindaklanjuti dengan berbagai kebijakan Mas Menteri.

Khususnya dalam peningkatan mutu guru, karena kalau tidak diikuti dengan kebijakan dan program yang lebih operasional dan kontekstual, dikhawatirkan hanya menjadi jargon saja dan hilang ditelan waktu, dan saya yakin tentunya Mas Menteri tidak berharap demikian.

Baca juga : Peran Emosi bagi Motivasi Belajar Mahasiswa Selama Perkuliahan di Masa Perkuliahan Daring

Yang ada dalam benak saya, guru penggerak adalah guru yang aktif dan menjadi pelopor perubahan dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah tempatnya bertugas, memiliki semangat pemelajar, aktif meningkatkan kompetensinya baik melalui forum-forum ilmiah yang dilaksanakan oleh pemerintah dan organisasi profesi, maupun secara mandiri, dan aktif juga berbagi ilmu dan pengalaman kepada rekan-rekan sejawatnya pada komunitas mereka baik secara tatap muka maupun secara online.

Merdeka belajar dapat diartikan situasi belajar yang aktif dan menyenangkan. Peserta didik bisa bebas memilih belajar dari berbagai sumber belajar dan bebas dari tekanan. Kalau istilah Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara, sekolah harus menjadi taman belajar bagi siswa.

Dalam pembelajaran yang merdeka, guru disamping berperan sebagai salah satu sumber belajar, juga berperan sebagai fasilitator pembelajaran. 

Baca juga : Sudut Pandang Islam, Psikologi, dan Biologi Terkait Masalah Motivasi Belajar

Sebagai seorang fasilitator pembelajaran, tentunya guru harus merancang pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga para peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Peserta didik generasi Z banyak yang sudah familiar dengan teknologi khususnya smartphone dimana gawai tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar. 

Oleh karena itu, guru pun harus memacu dirinya untuk mengikuti perkembangan zaman dan membimbing peserta didik agar menggunakan smartphone secara bijak dan bertanggung jawab.

Guru merdeka juga harus terekspresi dari kebijakan pemerintah yang memberikan keleluasaan kepada guru untuk mengajar sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta didik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun