Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bisakah Mengubah Paradigma Mudik Lebaran?

10 Juni 2019   19:38 Diperbarui: 10 Juni 2019   19:53 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

MENGUBAH PARADIGMA MUDIK LEBARAN, BISAKAH?

Oleh:

IDRIS APANDI

(Praktisi Pendidikan, Pemerhati Masalah Sosial)

Tanggal 10 Juni 2019 semua PNS dan karyawan kantor wajib bekerja pascacutibersama Idulfitri 1440 H. Hari pertama kerja diisi dengan mengisi daftar hadir sebagai tanda sudah masuk kerja (dan supaya terhindar dari pelanggaran disiplin), lalu apel, dan halal bihalal dengan pimpinan dan rekan-rekan kerja. Sambil salam-salaman dan bermaaf-maafan, hal yang paling banyak diceritakan adalah pengalaman mudik, kegiatan selama berlebaran, dan kondisi arus balik.

Di balik warna-warni cerita yang disampaikan oleh mereka, ada satu pengalaman yang relatif sama yaitu "mengalami kemacaten" baik pada saat mudik, bersilaturahmi, atau balik kembali ke perantauan. 

Di saat perayaan hari besar seperti idulfitri Indonesia yang memobilisasi ratusan juta orang, memang tidak ada jalur yang  bebas macet, Jalan tol yang seharusnya bebas macet, justru menjadi potret kemacetan, bahkan tahun 2016 pernah ada macet horor di tol Brexit yang menyebabkan jatuhnya korban meninggal. Kondisi jalur alternatif pun sama saja, macet, karena kendaraan yang sudah over di jalur utama, diarahkan atau masuk ke jalur alternatif.

Malam jelang hari pertama kerja, kemacetan di tol Cikampek arah Jakarta mengular sampai 20 km. Para pemudik yang besoknya harus kerja tentunya banyak yang ngantuk dan lelah. 

Perjalanan Bandung ke Jakarta yang biasanya ditempuh antara 2-3 jam, ada yang 6 jam belum sampai ke tujuan. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kemacetan parah H-1 masuk kerja, ada PNS dan karyawan kantor yang sudah kembali H+2 lebaran.

Mungkin pemudik yang menggunaan kereta api tidak akan mengalami kisah-kisah kemacetan yang dialami oleh para pemudik yang menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. 

Para pemudik yang menggunakan kereta api, walau tetap harus berjubel di stasiun, tetapi perjalanannya relatif lebih terukur dan bisa tepat waktu, kecuali ada insiden seperti keretanya anjlok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun