Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bakul Baso, Media Penumbuh Literasi dan Karakter di SDN 2 Sukasari Banjarsari

12 Oktober 2018   11:04 Diperbarui: 12 Oktober 2018   11:32 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kegiatan tersebut merupakan bentuk upaya sekolah untuk menanamkan budaya literasi dan nilai-nilai karakter yang baik kepada para peserta didik. Sekolah ini juga memiliki motto BERSAHABAT (Bersih, Sehat, dan bermartabat) yang mengacu kepada sekolah sehat.

Peserta didik diajari dan dibiasakan membaca Alquran dan buku sebagai bentuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca. Di SD, para peserta didik diajarkan literasi dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Sebagaimana sudah menjadi pengetahuan umum bahwa minat baca bangsa Indonesia masih sangat rendah.

Oleh karena itu, perlu untuk ditingkatkan agar kualitas SDM bangsa Indonesia makin meningkat.

Sebelum KBM, para siswa membaca buku nonteks selama 15 menit. Hal tersebut hanya sebuah stimulan saja, karena sekolah dapat melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan minat baca peserta didik.

Dengan adanya pembiasaan membaca Alquran dan membaca buku, sekolah ingin menanamkan rasa cinta baik terhadap Alquran maupun terhadap buku. Dengan demikian, ada keseimbangan antara aspek agama dan aspek umum.

Kegiatan Kuliah Tujuh Menit (Kultum) disamping memberdayakan guru-guru, juga melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat sekitar. Hal ini disamping agar ada variasi, juga menunjukkan telah berjalannya kemitraan antara sekolah dan masyarakat. Menurut saya, di masa yang akan datang, dengan bimbingan guru perlu dicoba melatih para peserta didik untuk menyampaikan tausyiah di hadapan teman-temannya. Hal ini bertujuan disamping untuk melatih keberanian dan tanggung jawab, juga untuk mendorong siswa agar mau belajar.

Kegiatan salat duha dan salat dzuhur berjamaah sebagai upaya untuk membiasakan salat berjamaah dan agar mereka rajin salat karena salat merupakan salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh H. Nono Suryana, S.Pd.I, salah satu kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam pembiasaan salat berjamaah adalah sekolah belum memiliki musala yang representatif, sehingga sekolah ini perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah agar memiliki musala yang represntatif sebagai sarana untuk mendukung GLS dan PPK di SDN 2 Sukasari. Hal ini diamini oleh pengawas pembinanya, yaitu Edi, S.Pd., yang menyatakan bahwa keberadaan musala memang diperlukan dalam pembinaan siswa.

Kepala UPTD Kecamatan Banjarsari, H. Dedi Suptiadi, S.Pd., M.Si yang juga hadir pada kesempatan itu menyampaikan bahwa UPTD telah mengajukan untuk pembangunan musala di SDN 2 Sukasari kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, tetapi sehubungan ada keterbatasan anggaran, maka rencana tersebut belum terealisasi. Dia berharap bahwa suatu saat sekolah ini akan memiliki musala yang layak karena dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran. Apalagi SDN 2 Sukasari merupakan salah satu sekolah unggulan yang banyak diminati oleh masyarakat.

Deni, S.Pd., Kepala Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis yang mengantar kami berkunjung ke SDN 2 Sukasari sangat mengapresiasi berbagai program literasi dan penguatan pendidikan karakter yang dilakukan sekolah tersebut. Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis memang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kepada peserta didik dan pembangunan karakter sehingga mutu pendidikan di Kabupaten Ciamis dapat meningkatkan. Dan semoga pengadaan sarana dan prasarana penunjang dapat dipenuhi secara bertahap. Walau demikian, keterbatasan sarana dan prasana jangan sampai menjadi penghalang bagi sekolah untuk melayani peserta didik dengan sebaik mungkin. Intinya, ada upaya yang dilakukan. Selain itu, peran Komite Sekolah atau masyarakat juga sangat diperlukan untuk bersama meningkatkan kualitas sarana dan prasarana di sekolah.

SDN 2 Sukasari merupakan sekolah yang meraih juara sekolah sehat tingkat Kabupaten Ciamis tahun 2014 dan tahun 2018. Dan pada tahun ini, sekolah ini diajukan mewakili Kabupaten Ciamis untuk mengikuti lomba sekolah sehat tingkat provinsi Jawa Barat. Saya melihat bahwa sekolah ini telah memiliki modal yang kuat untuk membangun sekolah yang berkualitas. Hal ini setidaknya terlihat dari tata kelola lingkungan yang yang bersih, indah, dan tertata rapi, juga melihat kebersamaan guru-gurunya. Dan keberhasilan peningkatan mutu pendidikan di satuan pendidikan di sekolah tidak lepas dari peran kepemimpinan kepala sekolah serta pembinaan dari Dinas Pendidikan. Semoga SDN 2 Sukasari dapat terus berprestasi dan menajadi salah satu ikon keberhasilan GLS dan PPK di Kabupaten Ciamis. Wallaahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun