Kemampuan membimbing kelompok diskusi kelompok kecil maksudnya adalah kemampuan guru dalam menyusun kelompok diskusi, mengatur dan mengendalikan jalannya diskusi. Jumlah siswa dalam sebuah kelompok diskusi harus proporsional. Jangan terlalu sedikit dan jangan terlalu banyak (antara 3-5 orang setiap kelompok), diupayakan jangan ada penumpukan jenis kelamin siswa atau tingkat kemampuan siswa tertentu dalam sebuah kelompok. Bentuklah kelompok secara variatif. Dipuayakan seorang siswa jangan hanya bergabung dengan kelompok itu-itu lagi, supaya tidak terkesan ekslusif, melatih kemampuannya berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman-teman yang beragam latar belakang dan karakter.
Saat diskusi berlangsung, guru mengamati tiap kelompok, berkeliling, mendekati, dan membimbing diskusi kelompok. Siapa tahu ada kelompok yang memerlukan bantuan atau penjelasan dari guru. Guru pun harus cermat dalam mengatur waktu diskusi kelompok baik ketika menyusun kelompok, mengerjakan tugas, dan presentasi kelompok.
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru dalam menciptakan dan mengendalikan suasana pembelajaran yang kondusif, baik pada aspek psikologis maupun pada aspek lingkungan fisik. Pada aspek psikologis seperti mengecek kesiapan belajar siswa, dan berkomunikasi serta berinteraksi dengan siswa, mengendalikan emosi, dan sebagainya. Sedangkan pada aspek lingkungan, seperti menata ruang kelas, menata tempat duduk siswa, dan memperhatikan kebersihan ruang kelas.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan maksudnya adalah harus mampu mengajar siswa baik secara kelompok atau pun perseorangan serta menentukan strategi yang tepat untuk melakukannya agar tujuan pembelajaran tercapai. Dalam hal menyampaikan materi pelajaran, guru memperhatikan tingkat kemampuan berpikir siswa, dan memiliki kepekaan terhadap kebutuhan dan keinginan siswa, karena pada dasarnya guru adalah pelayanan dan fasilitator bagi siswa untuk menguasai sejumlah kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang telah dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa. Wallaahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H