Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa eksperimen sosial adalah proyek penelitian yang dilakukan dengan subyek interaksi antar manusia di dunia nyata.
Ini biasanya menyelidiki dampak dari intervensi kebijakan kepada individu, keluarga, bisnis, tingkat atau kelas, atau unit lain ke perlakuan yang berbeda serta kondisi terkendali yang mewakili status quo secara acak. Â
Dalam praktek eksperimen sosial, guru memberikan tugas atau projek yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari untuk kemudian diteliti atau diperdalam oleh siswa.
Topik-topik yang menarik biasanya fenomena yang sedang tren atau berkembang di tengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain, pembelajaran dilakukan secara kontekstual.
Para peserta didik dengan dibantu oleh guru menentukan pihak-pihak yang akan dijadikan responden, menentukan teknik dan instrumen pengumpulan data, mengolah hasil penelitian, dan selanjutnya hasil penelitian dibuat dalam bentuk laporan lalu dipresentasikan.
Dalam konteks pendidikan karakter, eksperimen sosial dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan karakter seperti kemampuan berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi baik dengan teman sendiri, orang tua, maupun masyarakat, sesuai dengan topik penelitiannya.
Selain itu, metode ini bermanfaat untuk menumbuhkan sifat kerja keras, sungguh-sungguh, teliti, tekun, tanggung jawab, gotong royong, dan integritas. Metode eksperimen sosial, disamping menantang juga menyenangkan.
Berdasarkan kepada hal tersebut, guru dapat mencoba metode ini sebagai salah satu alternatif pembelajaran.
Dibalik kekurangan metode ini seperti persiapan yang harus matang dan terencana dengan baik, membutuhkan sarana dan dana yang lebih banyak, dan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode lainnya, penggunaan metode ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan, mengasah sikap, dan mematangkan keterampilan sosial peserta didik. Wallaahu a'lam.
***
Oleh:
IDRIS APANDI
(Widyaiswara LPMP Jabar, Penulis Buku Revolusi Mental Berbasis Pendidikan Karakter)