Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Puasa dan Aktualisasi Pancasila

1 Juni 2018   05:51 Diperbarui: 1 Juni 2018   07:38 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PUASA DAN AKTUALISASI PANCASILA

Oleh:

IDRIS APANDI

(Praktisi Pendidikan)

Peringatan hari lahir Pancasila tanggal 1 Juni bertepatan dengan dilaksanakannya ibadah puasa oleh umat Islam. Pancasila merupakan falsafah, ideologi, dan dasar negara Indonesia. Pancasila tercantum dalam alinea IV Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.

Jika menilik kepada sejarah, nama Pancasila muncul pada saat Soekarno menyampaikan pidato tentang dasar-dasar negara pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 yang dinamakan "Dasar Indonesia Merdeka", yaitu (1) Kebangsaan Indonesia, (2) nasionalisme dan perikemanusiaan, (3) Mufakat dan demokrasi, (4) kesejahteraan sosial, dan (5) Ketuhanan Yang Maha Esa. Nama Pancasila sendiri bukan murni ide Soekarno, tapi usul dari seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya.

Peran umat Islam dalam melahirkan kemerdekaan termasuk dalam menyusun pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat Pancasila sangat besar. Pada saat dibentuknya Badan Penyelidik Upaya-upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), perwakilan tokoh-tokoh Islam yang tergabung dalam "Panitia  Sembilan" ikut mewarnai jalannya sidang BPUPKI 1 dari tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 hingga melahirkan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. 

Tokoh-tokoh Islam tersebut antara lain; KH Wahid Hasyim, Haji Agus Salim, Abdoel Kahar Muzakar, dan Raden Abikusno Tjoekrosoejoso. Sebagai umat agama mayoritas, pengorbanan umat Islam sangat besar demi keutuhan NKRI, yaitu ketika merelakan dihapusnya tujuh kata dalam Piagam Jakarta, yaitu "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya" yang kemudian ditetapkan menjadi pembukaan UUD 1945.

Jika dikaitkan antara puasa dengan aktualisasi Pancasila, menurut saya sangat erat hubungannya, dan bisa dikaji tiap sila Pancasila. Puasa adalah cerminan keimanan seorang hamba, karena puasa hanya diperintahkan kepada orang-orang yang beriman. Hal ini sesuai dengan sila pertama Pancasila Ketuhanan yang Maha Esa. Dan tujuan berpuasa adalah untuk membentuk pribadi yang bertakwa. Orang yang bertakwa akan tercermin dari sikap, perkataan, dan perbuatannya dalam menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Puasa adalah menahan lapar dan haus mulai sejak subuh hingga datangnya buka puasa. Orang yang berpuasa merasakan tidak enaknya lapar dan haus. Lapar dan haus bukan karena tidak ada makanan dan minuman, tetapi karena memang dilarang makan dan minum di siang hari, karena akan membatalkan puasa.

Dengan merasakan tidak enaknya lapar dan haus, dia menjadi memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap saudara-saudaranya yang hidup kekurangan. Oleh karena itu, hatinya tergerak ingin berbagi rezeki dan membantu mereka. Hal ini sesuai dengan sila kedua Pancasila, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Puasa mengasah nilai-nilai kemanusiaan, membangun kesetiakawanan sosial, berbuat adil, berbagi kebahagiaan, dan menjadi manusia yang beradab, tidak rela membiarkan saudara-saudaranya hidup menderita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun