Oleh:
IDRIS APANDI
(Pemerhati Masalah Sosial)
Tanggal 21 Mei 2018 tepat 20 tahun bangsa Indonesia memperingati reformasi. Arus reformasi yang diserukan tahun 1998 oleh mahasiswa dan sejumlah tokoh reformasi berhasil melengserkan Soeharto, sang penguasa orde baru. Karena posisinya secara politik sudah lemah, para menteri banyak yang mengundurkan diri. Harmoko, ketua DPR/MPR saat itu pun menyarankan agar dirinya lengser, dan tanggal 21 Mei 1998 Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai presiden digantikan oleh wakil presiden BJ Habibie.
Arti reformasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara. Â Begitu pun reformasi 1998 bertujuan untuk melakukan perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik, utamanya dalam pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), penegakkan hukum, demokrasi, kebebasan pers, dan perlindungan HAM dimana hal-hal tersebut terjadi pada masa orde baru. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya diperlukan pemimpin yang juga bersih, berwibawa, dan memiliki integritas.
Umat Islam melaksanakan ibadah puasa Ramadan bertepatan dengan peringatan 20 tahun reformasi. Jika dikaji lebih jauh, maka antara puasa dengan reformasi memiliki kesamaan kata kunci, yaitu PERUBAHAN. Kalau reformasi dalam sebuah negara identik dengan perubahan bidang sosial, politik, atau agama, maka puasa adalah sarana untuk  merefomasi diri orang yang berpuasa.
Puasa adalah bulan pendidikan, latihan, dan bulan pembentukan karakter yang positif. Sebagai mahluk Allah yang senantiasa tidak lepas dari salah dan khilaf. Oleh karena itu, puasa Ramadan menjadi sarana untuk memperbaiki diri, membersihkan jiwa yang kotor melalui berbagai amal ibadah.
Orang yang baik bukanlah orang yang tidak pernah berbuat salah, tapi di melakukan menyadari kesalahan tersebut dan mencoba untuk memperbaiki diri. perubahan memerlukan proses. Begitu pun puasa adalah sebuah proses perubahan menuju kemenangan hingga melahirkan manusia yang takwa (muttaqin) dan kembali kepada kesucian (fitrah).
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pun, reformasi harus dijalankan dengan sungguh-sungguh oleh berbagai elemen bangsa, dan yang paling utama adalah adanya pemimpin kompeten, kredibel, berwibawa, dan mampu menjadi teladan bagi rakyatnya. 20 tahun reformasi sudah cukup banyak perubahan walau masih menghadapi berbagai masalah serius, utamanya korupsi, masih lemahnya penegakkan hukum, penyalahgunaan narkoba, radikalisasi, terorisme, kesenjangan ekonomi, dan berbagai potensi disintegrasi bangsa.
Reformasi diri yang saat ini dilakukan oleh umat Islam melalui puasa diharapkan dapat berdampak dalam mereformasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita berharap berbagai agenda reformasi dapat dijalankan dan dituntaskan. Berbagai upaya perbaikan yang dilakukan baik melalui pemilu, penyusunan perundang-undangan, dan berbagai program sosial kebudayaan belum sepenuhnya berhasil.
Hal yang paling menonjol pada masa reformasi justru korupsi yang semakin menjadi-jadi. Banyak pejabat baik di pusat maupun di daerah yang terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK, apalagi menjelang pilkada, ada calon kepala daerah yang kena OTT saat menerima suap karena mereka butuh dana yang sangat besar untuk kampanye.