Selama tiga tahun menjadi sekolah model, ada berbagai peningkatan mutu yang telah dicapai, utamanya dalam membangun budaya mutu dan melaksanakan program prioritas sesuai dengan hasil Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Walau menghadapi kendala seperti terbatasnya dana, serta terbatasnya waktu komunikasi antaranggota TPMPS, tetapi  tak menghalangi semangat untuk terus meningkatkan mutu.
Kepala sekolah beserta jajara guru SDN Baros Mandiri 1 menyadari bahwa ada standar-standar yang belum terpenuhi karena masih menghadapi keterbatasan. Sekolah sulit memenuhi ketentuan 1 kelas harus diisi sebanyak 28 siswa sesuai standar pengelolaan, karena di satu sisi ruang kelas terbatas, tetapi di sisi lain, minat masyarakat menyekolahkan anaknya ke SDN Baros Mandiri 1 tinggi. Sekolah pun belum memiliki aula dan berharap suatu saat dapat memiliki aula.
Dalam meningkatkan mutu, sekolah pun tidak dapat melakukannya sendiri. Selain berharap kepada peran pemerintah, juga diperlukan partisipasi aktif orang tua siswa melalui Komite Sekolah, masyarakat, dan Dunia Usaha dan Industri (DUDI). Pendanaan sekolah yang 100% mengandalkan dana BOS belum dapat menutupi berbagai kebutuhan sekolah yang banyak, sedangkan sekolah pun ada kekhawatiran kalau harus memungut dari orang tua siswa karena takut terkena saber pungli. Oleh karena itu, justru disinilah orang tua melalui Komite Sekolah yang perlu pro aktif membantu sekolah. Berkaitan dengan peran DUDI, menurut penjelasan dari salah seorang guru, saat ini sudah ada dua perusahaan di sekitar Cimahi yang suka membantu sekolah. Misalnya menyumbang tong bekas untuk dijadikan sebagai tempat sampah.
Membangun dan meningkatkan mutu adalah sebuah proses dan butuh perjuangan. Semoga keluarga besar SDN Baros Mandiri 1 Kota Cimahi tetap mampu memelihara komitmen dan semangat agar tetap berprestasi dan menjadi juara.
