Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menilik Sisi Lain Kehidupan Guru

23 November 2017   21:56 Diperbarui: 23 November 2017   22:02 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semua pihak sudah mafhum bahwa tugas utama guru mengajar dan mendidik peserta didik. Tanggung jawab pembangunan sumber sumber daya menusia di sekolah sepenuhnya dibebankan kepada guru. Guru adalah ujung tombak pembelajaran. Guru adalah pelukis masa depan anak-anak bangsa, dan sejumlah slogan lainnya. Intinya, peran guru sangat penting, sangat dibutuhkan, dan guru sangat berjasa terhadap bangsa dan negara.

Guru adalah profesi terhormat. Apalagi saat ini guru sudah disertifikasi dan mendapatkan tunjangan profesi. Seiring dengan adanya peningkatan kesejahhteraan guru, maka profesi menjadi profesi yang banyak diburu. Bukan hanya sarjana yang berlatar belakang pendidikan sarjana pendidikan saja yang beminat menjadi guru, tetapi juga sarjana non kependidikan pun demikian. Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan bahwa sarjana non kependidikan pun boleh menjadi guru.

Waktu guru banyak tersita oleh pelaksanaan tugas pokoknya. Apalagi ada kebijakan guru harus delapan jam berada di sekolah sesuai dengan jam kerja dan hari kerja PNS. Walau demikian, saya melihat bahwa tugas guru relatif lebih berat dibandingkan dengan tugas PNS pada umumnya. 

Mengapa demikian? Karena selama delapan jam kerja tersebut, waktunya sangat padat dengan aktivitas mengajar di kelas. Para siswa tidak dapat ditinggalkan. Mengajar harus sesuai dengan jadwal. Walau kondisi badan lelah, tetap harus mengajar. Beda dengan PNS yang berinteraksi dengan benda mati seperti laptop, mereka dapat beristirahat, menunda pekerjaan dulu sampai kondisi badan sudah fit. Tidak akan "terganggu"oleh siswa yang mencari-cari ke ruang guru.

Dibalik beratnya tugas guru, saya ingin membahas sisi lain kehidupan guru. Karena guru pun adalah seorang manusia biasa dengan segala luka-liku hidupnya sebagai berikut.

1. Guru Perlu Hiburan

Di tengah banyaknya beban pekerjaan yang dipikul, guru perlu hiburan untuk melepas kepenatan. Jangan sampai wajah guru menjadi wajah-wajah kurang piknik. Walau demikian, jangan sampai kegiatan piknik guru menganggu KBM. Harus disesuaikan dengan kalender akademik. 

Tapi, kalau melihat tren, saat ini guru-guru sudah banyak yang piknik. Bukan hanya ke tempat wisata di dalam negeri, tetapi juga ke luar negeri. Hal ini menandakan bahwa kesejahteraan guru sudah makin meningkat sekaligus rajin menabung. Dan ada juga yang piknik sebagai hadiah atas prestasinya.

2. Guru Berhak Menyalurkan Hobi

Selain mengajar, guru pun memiliki hobi, seperti menulis, berolah raga, fotografi, touring, lintas alam, hiking, memasak, bertani, dan sebagainya. Hal ini dapat dijadikan sebagai hiburan, sarana bersosialisasi, aktualisasi, eksistensi, bahkan banya yang bisa menjadi tambahan penghasilan. Hobi ada yang dilakukan seorang diri, tapi ada yang dilakukan bersama komunitasnya.

3. Guru Perlu Pengakuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun