Dalam sebuah organisasi disamping konflik antara seorang bawahan yang kritis dengan atasannya, bisa juga terjadi antara sesama pegawai yang merasa kepentingan atau zona nyamannya terganggu oleh suara-suara kritis dimana selama ini kalangan tersebut mendapatkan fasilitas, kemudahan, atau perlakuan istimewa dari atasannya sebagai kompensasi dari sikap “taatnya” terhadap sang atasan.
Kalau dilihat pada film-film pun, ada sosok aparat korup yang berani berkompromi dengan kalangan penguasa dzalim dan pengusaha serakah dapat hidup kaya raya, tetapi aparat yang jujur dan menjaga integristasnya, hidup susah, banyak dijauhi rekan-rekannya sendiri, diintimidasi, keselamatan diri dan keluarganya terancam.
Sosok Novel Baswedan dikenal sebagai aparat yang berani, teguh, tidak pandang bulu dalam mengusut berbagai kasus-kasus korupsi. Tentunya yang dihadapinya bukanlah kalangan koruptor kelas teri, tetapi kelas kakap yang merasa tidak nyaman dengan berbagai sepak terjangnya. Walau pernah ada upaya kriminalisasi berupa pengaduan kasus penganiayaan pencuri burung walet tahun 2004, tetapi akhirnya dihentikan. Kasus Novel Baswedan merupakan sebuah contoh dari premanisme dalam penegakkan hukum. Usut dan lawan. Hukum jangan sampai kalah oleh para preman.