Pada lampu jalan kita belajar mengenai kearifan untuk menerangi kehidupan dari hasil upaya sendiri. Tidak ada hak kita untuk menyalahkan kehidupan ketika menunjukkan ketidakjelasan. Tugas kita adalah membuat hidup mendukung tujuan dengan upaya sendiri.
Ban bisa digunakan karena ada diisi angin, pentilnya atau bannya itu sendiri tidak bocor, velgnya bagus, jari-jarinya menyambungkan antara velg dengan poros untuk berputar. Berarti di sini adalah keharmonisan dan saling dukung antara elemen yang satu dengan yang lain.
Ibarat sepeda, pembangunan harus dikendalikan supaya tidak jatuh atau terjerumus. Harus penuh kehatian-hatian, harus pandai mengatur ritme atau kecepatan. Kapan jalan sepeda harus dikayuh dengan cepat dan kapan lambat. Perlu strategi mengendarainya di jalan yang garijlug alias jalan yang rusak dan jalan yang rusak.
Karena pembangunan sebagai sebuah sistem, maka keberhasilan pun adalah kontribusi semua pihak. Walau demikian, ada figur yang perannya sangat penting, yaitu sang pengendara sepeda atau pemimpin. Sang pengendaralah yang akan mengendalikan lajunya sepeda, dan dia bertanggung jawab membawa sepeda selamat sampai ke tempat tujuan.
Keempat, peran standar sepeda. Standar adalah alat yang digunakan untuk menjaga sepeda tetap berdiri ketika berhenti atau tidak digunakan. Menurut Dedi Mulyadi, keberadaan standar sangat dibutuhkan. Melalu standar ini, kita dapat mengukur kapan saatnya diam sambil bergerak dan kapan saatnya bergerak dengan kesiapan untuk berhenti di titik tertentu. Tanpa standar, sepeda akan cepat rusak.
Kelima, rasa cinta. Ketika mengayuh sepeda dengan cinta, maka beban yang berat akan terasa ringan. Walau keringat membasahi badan, energi terkuras, kecapaian, tetapi perjalanan begitu dinikmati. Mengapa demikian? Karena dilakukan dengan penuh cinta. Demi cinta, seseorang rela berkorban. Ketika cinta kepada sepeda kumbang, tentunya sepeda itu akan dirawat dan mengendarainya dengan hati-hati. Begitupun ketika sebuah bangsa cinta kepada negerinya, maka harus merawatnya dengan baik. Mari cermikan cinta dalam setiap aktivitas dan kegiatan kita.
Penulis, Praktisi Pendidikan, Pemerhati Masalah Sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H