Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Andai Pak Jokowi Ikut Aksi 212

1 Desember 2016   23:01 Diperbarui: 2 Desember 2016   04:59 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden RI Jokow Widodo (Foto : http://cdn.tmpo.co/)

Oleh:

IDRIS APANDI

Jumat, 2 Desember 2016, monas akan menjadi lautan umat Islam. Jutaan umat Islam dari berbagai daerah datang ke Jakarta dan berjumpul di Monas untuk melakukan aksi Belas Islam Super Damai. Acara akan diisi dengan doa dan shalat Jumat bersama. Berdasarkan kesepakatan antara GNF-MUI dan Kapolri dalam pertemuan di kantor MUI, Senin, 28 November 2016, acara akan dilaksanakan mulai pukul 08.00 s.d. 13.00 WIB.

Aksi yang dikenal dengan aksi Bela Islam III 212 ini sempat diwarnai rumor makar dan ditunggangi oleh aktor politik. Tetapi hal tersebut telah dibantah oleh peserta aksi. GNF-MUI telah menyatakan bahwa aksi tersebut murni acara doa bersama dan sebagai bentuk respon terhadap kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok. Umat Islam menuntut aparat hukum bertindak secara adil dalam memproses kasus Ahok. Saat ini kasus Ahok telah dilimpahkan dari Polri ke Kejaksaan Agung (P21).

Sebelumnya, pihak kepolisian pun melarang PO Bus untuk menyewakan armadanya mengangkut pengunjuk rasa, tetapi hal tersebut tidak mengurangi semangat (ghirah) umat Islam untuk berangkat ke Jakarta. Para santri dari Ciamis berjalan kaki menuju Jakarta. Kondisi hujan dan kaki yang pegal serta terluka tidak mengurangi semangat mereka untuk membela Islam.

Polri yang awalnya melarang PO Bus menyewakan armadanya mengangkut pengunjuk rasa ke Jakarta, tetapi pasca kesepakatan dengan GNF-MUI, mencabut larangan tersebut. Kapolri Tito Karnavian membolehkan PO Bus menyewakan armadanya. Walau demikian, di beberapa daerah, masih ada sweepingterhadap penumpang yang akan mengikuti aksi Bela Islam III di Jakarta. Para peserta aksi dari Ciamis pun sempat ditawari untuk naik bus ke Jakarta, tetapi mereka tetap memilih jalan kaki sebagai simbol semangat “jihad”, dan tidak mau mengecewakan warga yang telah menunggu sepanjang jalan.

Aksi tersebut mengundang simpati dari warga. Bak pahlawan yang akan pergi ke medan juang, mereka disambut oleh warga di sepanjang jalan. Mereka memberikan bantuan berupa makanan, minuman, dan pakaian kepada para santri. Banyak warga yang sampai haru dan berurai air mata menyaksikan perjuangan mereka. Pasca reformasi, baru kali ini ada aksi unjuk rasa yang begitu heroik dan disambut dengan begitu antusias oleh warga. Hal ini tidak dapat dipungkiri sebagai sampak umat Islam yang tersinggung dengan ucapan Ahok tentang QS Al-Maidah ayat 51. Di Indonesia, urusan agama memang sangat sensitif dan bisa mengancam keutuhan NKRI.

Pada aksi Bela Islam 411 yang lalu, aksi dimulai dari mesjid istiqlal menuju Bundaran Bank Indonesia. Aksi unjuk rasa yang awalnya berjalan damai, menjadi ricuh karena dinodai oleh aksi provokator yang menyusup ke massa pengunjuk rasa. Para pengunjuk rasa pun kecewa karena gagal menemui presiden Joko Widodo karena lebih memilih meninjau sebuah proyek di Tangerang Banten.

Pasca aksi 411, presiden Jokowi sangat aktif melakukan safari politik ke ketua-ketua parpol, bertemu dengan ulama-ulama dan tokoh-tokoh ormas Islam, melakukan kunjungan ke kesatuan TNI dan Polri, dan mengundang para ketua parpol makan siang di istana. Hal ini dilakukan untuk menurun tensi politik yang panas pasca aksi 411 dan mengecek kesiapan TNI/Polri dalam menjaga ketertiban dan keamanan.

Umat Islam yang akan melakukan Aksi Super Damai 212 tentunya berharap Presiden Jokowi merespon aksi tersebut. Pak Jokowi pun tentunya telah banyak belajar dari kekecewaan umat Islam pada aksi 411. Andaikan Pak Jokowi mau mendengar aspirasi umat Islam, akan sangat elok jika Jokowi ikut bergabung bersama pada aksi tersebut, tohJokowi sendiri mengatakan bahwa acara tersebut bukan unjuk rasa, tetapi doa bersama. Dan seorang pemimpin alangkah sangat eloknya memimpin rakyatnya berdoa untuk keselamatan Indonesia.

Kehadiran Jokowi dalam lautan umat Islam disamping menggembirakan dan membanggakan, juga akan menjadi sejarah dalam kepemimpinan di Indonesia dimana seorang presiden hadir dalam lautan umat Islam yang berdoa bersama. Kesempatan ini pun dapat digunakan untuk menyapa rakyatnya sekaligus menyampaikan komitmennya sebagai seorang pemimpin dalam memimpin bangsa, memberikan kesejukan, dan menegaskan kembali untuk tidak mengintervensi kasus Ahok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun