Ajeg nusantara adalah dimana siswa dikenalkan akan nusantara, dimulai dari budaya, potensi hingga kekayaan alamnya. Anak Indonesia, sudah seharusnya mengenal nusantara.
Melalui mapag buana, siswa harus bisa lebih mengenal dunia. Anak anak di Purwakarta harus mengenal dunia, baik budayanya, ilmu pengetahuannya untuk meningkatkan motivasi bahwa anak Indonesia pun bisa berbicara di dunia sehingga anak – anak kita sudah siap dengan datangnya peradaban dunia.
Maneuh di Sunda, merupakan bagian dari mengenalkan kultur daerah dan potensi, khususnya potensi dan kultur masyarakat Sunda. Menurut Dedi, “Purwakarta merupakan bagian dari Sunda. Sebagai orang sunda mempunyai nilai kehidupan yang sangat luas, dengan falsafah kehidupan silis asah, silih asih, silih asuh."
Kamis disebut dengan nyanding wawangi, dimana nilai rasa dan estetik siswa diekspresikan. Dan, Jumat disebut sebagai nyucikeun diri.
Menurut bupati, perlu ditingkatkan nilai spritual dan ritualitas bagi siswa,sehingga nilai estetik yang diajarkan sebelumnya disempurnakan dengan nilai spiritualitas. “Setiap jumaat siswa melakukan kontemplatif diri, dengan memperkuat nilai spiritual. Ini agar jiwa dan pikiran anak tetap terjaga."
Menurut Saya, hal yang dilakukan oleh Bupati Purwakarta tersebut adalah konsep pendidikan tematik holistik. Tematik karena setiap harinya pendidikan diberikan nama dengan tema tertentu, dan holistik dalam arti menyentuh semua aspek kehidupan.
Peserta didik ditanamkan rasa nasionalisme, tanggap terhadap perkembangan IPTEK dan globalisasi, tapi tetap menjunjung tinggi nilai-budaya daerah, memiliki jiwa seni, dan memiliki keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME. Dengan kata lain, Dedi berharap para lulusan lembaga pendidikan di Purwakarta menjadi manusia yang "Paripurna" dan siap berkiprah mengisi pembangunan dan bersaing diera global.
Penulis, Praktisi Pendidikan, Pemerhati Masalah Sosial.
Â
Oleh : IDRIS APANDI
Â