Menulis tidak hanya butuh pengetahuan, tapi juga butuh latihan. Menulis bukan hanya sekadar rencana dan keinginan, tapi juga aksi. Aksi, hal inilah yang kadang menjadi tantangan bagi guru yang ingin terampil menulis.
Kondisi empirik menunjukkan bahwa aktivitas menulis bukan hanya monopoli guru bahasa, tetapi juga bisa dilakukan oleh semua orang. Banyak penulis hebat justru bukan berlatarbelakang bahasa. Menulis bukan hanya bisa dilakukan oleh akademisi, tapi juga oleh non-akademisi. Bahkan, seorang ibu rumah tangga, petani, dan buruh pun bisa jadi penulis.
Kesulitan guru bahasa dalam menulis tentunya perlu diselesaikan dengan cara berlatih dan berlatih, banyak diskusi dengan para penulis, dan jangan minder tulisannya jelek atau tidak berkualitas. Semua draft tulisan pertama adalah "sampah."Â
Artinya, ketika pertama kali menulis, jangan langsung berharap tulisannya bagus. Belajar menjadi penulis yang berkualitas adalah proses yang tidak akan pernah selesai. Selamat berkarya dan selamat mengukir sejarah.
Penulis, Widyaiswara LPMP Jawa Barat, Trainer menulis.