Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam dan Budaya Literasi

16 Mei 2016   09:34 Diperbarui: 16 Mei 2016   09:40 1641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Islam adalah ajaran agama yang sangat menekankan literasi. (Ilustrasi : //mimpipejuang.files.wordpress.com/)

Selain kewajiban mencari ilmu, Islam juga adalah agama yang memerintahkan untuk memuliakan orang yang berilmu. Rasulullah SAW bersabda “Jadilah engkau orang berilmu, atau orang yang menuntut ilmu, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka” (HR. Baihaqi).

Rasulullah SAW memerintahkan umatnya menjadi ‘Alim (orang berilmu, guru, pengajar). Jika belum sanggup, jadilah Muta’allim (orang yang menuntut ilmu, murid, pelajar, santri) atau menjadi pendengar yang baik (Mustami’an), paling tidak. menjadi Muhibban atau pecinta ilmu, simpatisan pengajian, donatur lembaga dakwah dan pendidikan dengan harta, tenaga, atau pikiran, atau mendukung majelis-majelis ilmu. Dan Rasulullah  SAW menegaskan, jangan jadi orang kelima (Khomisan), yaitu tidak jadi guru, murid, pendengar, juga tidak menjadi pendukung. Celakalah golongan kelima ini.[2]

Indonesia adalah negara yang jumlah penduduk muslimnya paling besar di dunia. Dari sekitar 254,9 juta orang penduduk (Susenas BPS 2014-2015), diperkirakan sekitar 80 persen adalah muslim, dan sisanya adalah non muslim. Idealnya, Indonesia harus menjadi negara yang mempelopori bahkan menjadi basis gerakan literasi di dunia, mengingat wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah suratIqrasebagai simbol perintah membaca yang merupakan salah satu bentuk kemampuan literasi dasar, tetapi pada kenyataannya, justru negara-negara yang mayoritas berpenduduk non muslim yang memiliki tingkat literasi yang tinggi.Literasi adalah kemampuan dalam mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas. Kemampuan membaca dan menulis merupakan literasi paling mendasar.

Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO 2012) mencatat indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Itu artinya, pada setiap 1.000 orang hanya ada satu orang yang punya minat membaca. Masyarakat di Indonesia rata-rata membaca nol sampai satu buku per tahun. Tidak usah dibandingkan dengan Jepang dan Amerika yang rata-rata membaca 10-20 buku pertahun. Jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan ASEAN, yang membaca 2-3 buku per tahun, kita pun masih sangat ketinggalan. (Kompas, 22/02/2016).

Hal tersebut di atas perlu menjadi bahan bahan evaluasi sekaligus bahan refleksi bagi umat Islam di Indonesia, hal apa yang menyebabkan umat Islam justru kualitas literasinya kalah dengan bangsa lain yang mayoritas non muslim. Ketika masyarakat Jepang lebih senang membaca buku ketika menunggu kereta di stasiun, maka banyak masyarakat Indonesia yang lebih asyik memainkan gadget¸online, atau chatting,walau mungkin saja ada diantaranya yang membaca e-book atau berita dari media Online.

Membaca adalah simbol peradaban sebuah bangsa yang haus akan ilmu pengetahuan. Membaca adalah simbol bangsa yang modern dan memiliki peradaban tinggi, bangsa yang masyarakatnya mau terus menghasilkan kreativitas dan inovasi baru.

Islam sebagai agama yang sangat memperhatikan pendidikan dan khususnya literasi memacu kepada umatnya untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, selalu menfaatkan waktu, dan jangan termasuk orang merugi. Dalam Islam ada ungkapan"Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama (dengan kemarin) maka dia telah lalai (merugi), barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia terlaknat (binasa)." Berdasarkan kepada hal  tersebut, mari kita menjadikan ajaran Islam sebagai dasar atau semangat untuk membangun dan menggerakkan budaya literasi untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik di masa yang akan datang. Umat Islam harus menjadi pelopor, bukan pengekor. Wallaahu A’lam.

Penulis, Widyaiswara LPMP Jawa Barat, Pegiat Literasi.


[1] Sumber: http://www.munsypedia.com/2013/08/10-ilmuwan-muslim-terbesar-dan-terhebat.html (Diakses, 16/05/2016 1:15:30).

[2] Sumber: http://ddhongkong.org/jangan-jadi-orang-kelima-celaka/ (Diakses, 16/05/2016 1:44:56).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun