Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Reflektif

2 Februari 2014   19:34 Diperbarui: 4 April 2017   18:30 3810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1391344370348765327

[caption id="attachment_319898" align="alignnone" width="1024" caption="REFLEKSI DIRI (ilustrasi)"][/caption]

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sebagai ujung tombak pendidikan, guru harus melaksanakan tugasnya melahirkan generasi penerus bangsa. Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa guru adalah kunci penting keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, sosok guru profesional menjadi hal yang mutlak diperlukan.

Guru Reflektif

Salah satu karakter yang perlu dimiliki oleh seorang guru adalah “reflektif.” Guru reflektif adalah guru yang mau “melihat” dirinya sendiri. Mau melakukan refleksi dan introspeksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukannya. Mau mendengar saran dan kritik baik dari pengawas, Kepala Sekolah, sesama guru bahkan peserta didik. Seorang guru reflektif selalu melihat dari sisi positif setiap saran dan kritik. Dia menjadikannya sebagai sarana untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas kinerja.

Guru reflektif tidak pernah berhenti terus menelaah apakah pembelajaran yang dilakukannya mampu mengantarkan peserta didik menguasai kompetensi yang diharapkan? Apa kendala yang dihadapi peserta didik selama pembelajaran? Bagi seorang guru reflektif, kendala yang dihadapi tidak membuat semangatnya menjadi menurun, tapi justru menjadikannya seagai tantangan sekaligus peluang untuk memperbaikinya.

Guru reflektif tidak selalu merasa puas terhadap pembelajaran yang telah dilakukannya, tidak merasa apa yang dilakukannya sudah sempurna sehingga dia bersifat statis dalam mengajar. Guru reflektif berani jujur terhadap kekurangan dirinya dalam melaksanakan pembelajaran. Guru reflektif terbuka terhadap perubahan, mau belajar dan menerima nilai-nilai baru. Mau bergabung organisasi profesi sebagai wahana untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya. Mau berbagi  gagasan dan pengalamannya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran (best practices). Best practices dapat menambah wawasan sekaligus informasi yang bermanfaat bagi rekan-rekan sejawatnya.

Penelitian Tindakan Kelas

Salah satu karakter dari seorang guru reflektif adalah dia mau meningkatkan kualitas proses dan hasil hasil belajar siswa melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah sebuah penelitian reflektif. PTK berawal dari refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukannya apakah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Melalui refleksi, guru bisa mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Misalnya, rendahnya aktivitas  belajar siswa, rendahnya motivasi belajar siswa, dan hasil belajar siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Setelah mengidentifikasi permasalahan, dia mencari akar penyebabnya. Misalnya karena metode yang digunakan oleh guru dominan menggunakan ceramah, tidak menggunakan metode yang variatif, sehingga pembelajaran berjalan membosankan. Guru tidak memanfaatkan alat peraga atau media pembelajaran, guru kurang bisa mendesain pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM), dan sebagainya.

Guru kadang mengeluh terhadap rendahnya aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Guru telah merasa melakukan berbagai upaya untuk membuat kegiatan pembelajaran lebih hidup dan prestasi belajarnya meningkat tetapi tidak mengalami perubahan yang signifikan. Kegiatan belajar tetap berjalan monoton dan hasil belajar peserta didik banyak yang belum mencapai KKM. Hal ini tentunya perlu terus dievaluasi karena mungkin langkah yang dilakukan guru belum tepat. Ibarat sebuah penyakit, supaya sembuh, tentunya antara obat yang diberikan harus sesuai dengan pemyakitnya.

Setelah mengidentifikasi permasalahan, maka guru mencari alternatif solusi untuk meningkatkan kulitas proses dan hasil pembelajaran. Dalam mencari alternatif solusi, guru tentunya harus menganalisis Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran terlebih dahulu supaya alternatif solusi yang diambil tidak salah. Banyak sekali alternatif solusi yang bisa diambil. Misalnya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif yang jumlahnya banyak, melengkapi pembelajaran dengan alat peraga atau media pembelajaran supaya kegiatan pembelajaran berjalan menyenangkan, melakukan inovasi pembelajaran, dan sebagainya.

PTK terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. PTK minimal dilakukan minimal sebanyak dua siklus. Satu siklus dilakukan minimal dua kali pertemuan. Ada juga yang berpendapat satu siklus minimal 3-4 pertemuan. PTK merupakan penelitian khusus, desainnya relatif longgar tidak terlalu kaku tidak sepeti penelitian pada umumnya, dan hasilnya tidak bisa digeneralisasikan karena dilakukan hanya pada kelas tertentu yang  bermasalah. PTK juga bersifat kolaboratif dimana guru bisa bekerja sama dengan rekan sejawat untuk mengamati pembelajaran di dalam kelas.

PTK disamping bermanfaat untuk meningkatkan profesionalisme guru, meningkatkan kualitas proses dan hasil peserta didik, juga dapat menjadi Angka Kredit (AK) untuk kenaikan pangkat guru. Dalam satu tahun idealnya guru melakukan dua kali PTK masing-masing satu semester satu PTK. Semoga melalui PTK guru menjadi sosok guru reflektif, guru yang mau mengevaluasi dan meningkatkan pembelajaran.

Penulis, Widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun