Dalam upaya menyuburkan tanaman di Desa Klumprit, pada hari Rabu, tanggal 8 Januari 2025, kelompok KKN Giat 10 UNNES yang ditugaskan di desa tersebut memberikan sebuah inovasi baru untuk meningkatkan kesuburan tanah. Inovasi ini ditujukan untuk mendukung kegiatan pertanian yang dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Klumprit. Tim KKN ini memperkenalkan metode biopori sebagai solusi kreatif dan ramah lingkungan untuk mengatasi permasalahan sampah organik sekaligus menyuburkan tanah.
Permasalahan sampah sering menjadi isu utama di Desa Klumprit, terutama sampah rumah tangga yang tidak terkelola dengan baik. Hal ini memberikan tantangan tersendiri bagi masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kualitas tanah pertanian. Dengan latar belakang ini, kelompok KKN Giat 10 mencetuskan ide untuk memanfaatkan sampah organik sebagai pupuk kompos melalui penerapan metode biopori. Inisiatif ini diharapkan tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang mencemari lingkungan tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi para petani di desa tersebut.
Pada hari pelaksanaan, tim KKN Giat 10 memberikan pelatihan langsung kepada anggota KWT mengenai cara membuat dan menanam biopori. Proses penanaman biopori dilakukan dengan menggunakan pipa berukuran 4 inci dengan diameter lubang 10 mm. Pipa ini ditanam ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar 60 cm. Melalui metode ini, sampah organik seperti sisa makanan dan daun-daunan dapat dimasukkan ke dalam pipa untuk kemudian diolah secara alami menjadi pupuk kompos oleh mikroorganisme di dalam tanah.
Metode biopori ini tidak hanya sederhana tetapi juga ekonomis karena tidak memerlukan biaya besar. Sampah rumah tangga yang sebelumnya hanya dibuang begitu saja kini dapat dimanfaatkan menjadi sumber pupuk organik yang berguna bagi tanaman. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan masyarakat Desa Klumprit, terutama para anggota KWT, dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pupuk tanpa harus membelinya di pasaran.
Selain itu, penggunaan metode biopori juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Dengan mengolah sampah organik menjadi kompos, masyarakat dapat mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Hal ini tidak hanya membantu mengurangi beban lingkungan tetapi juga mendukung upaya pelestarian tanah dan air di Desa Klumprit.
Program ini mendapatkan sambutan positif dari para anggota KWT dan masyarakat setempat. Mereka mengapresiasi langkah inovatif yang diinisiasi oleh kelompok KKN Giat 10 UNNES karena dianggap memberikan solusi praktis untuk masalah yang telah lama dihadapi oleh desa mereka. Selain itu, pelatihan ini juga membuka wawasan baru bagi para petani bahwa sampah rumah tangga yang selama ini dianggap tidak berguna dapat diolah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI