Mohon tunggu...
Idris
Idris Mohon Tunggu... Guru - Hidup disayang mati dikenang

Sang Penembus Kabut

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Anak Petani

30 Juni 2022   11:40 Diperbarui: 30 Juni 2022   12:02 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ini anak petani. Senangnya main di sawah. Orang bilang aku kaya orang-orangan sawah. Padahal mereka salah, yang kaya itu kan orang-orang yang punya sawah.

Di sawah, teman main ku itu kebo. Aku sering membajak sawah dengan kebo. Anehnya, keakrabanku dengan kebo menjadi sebuah ejekan  teman-teman ku. Aku kesel, aku main sama kebo diejekkin, lah mereka yang kumpul kebo ko didiemin.

Selain ke sawah, aku juga sering main ke hutan. Di hutan aku jadi teman tarzan. Kalau di sawah aku temennya kebo. Tapi jujur selama jadi teman tarzan aku sering kelaparan. Karena mau makan saja susah serba dilarang. Aku pernah mau makan bareng sama tarzan. Mau makan ayam, Tarzan bilang "jangan, jangan dimakan itu teman Tarzan gak boleh. Kalau dimakan Tarzan marah." Dan pas aku mau makan ikan pun juga dilarang gak boleh sama Terzan karena ikan juga masih teman tarzan. Aku kesal, Akhirnya aku kembali ke sawah aku makan teman ku sendiri, makan kebo. Dan aku putuskan aku mending jadi musuh tarzan dari pada harus makan teman, temen tarzan.

Sebagai anak petani aku juga terkenal dengan dekil and the kumel. Kadang kalau main sama teman-teman ku di kampung. Mereka suka bilang, "Idris kamu bau sawah, dekil pula." Terus Kalau gue salah pun, mereka langsung aja bilang, "Idris kamu dableg kaya kebo, masa gak bisa bedain mana kebo mana kepo." Karena dikucilkan oleh teman-teman di kampung, aku sempat berpikir, pengen balik lagi ke hutan jadi teman tarzan.

Terus aku merasa sering sakit hati kalau lagi di sawah sama kebo, kadang kebo ku hilang. Aku kena marah sama ibu dan bapak ku. Setiap hilang aku pasti suka suruh nyariin ampe seharian. Nah kadang pas kebo ku hilang, aku bilang sama ibu ku. Gak bilang sama bapakku. Kalau sama bapak ku aku gak berani, karena kalau bapak marah pasti berotot, ibu ku sih masih mending paling marah juga cuma bertulang rusuk. Paling bantar juga ngomel.

Aku bilang, bu kebo hilang. "Apa..........., Hilang? Kamu ini suruh jaga kebo aja ampe ngilang, Idris Idris. Kayanya sawah juga kalau bisa jalan pasti itu ngilang". Aku jawab aja nyeletuk, ya kalau sawah bisa jalan. Aku tidur bu, gak jaga kebo. Biar aja itu sawah yang jagain kebo. Ibu ku ngomel lagu "Kamu bisa aja jawabnya sama orang tua. Cepetan jangan bawel cari itu kebo sampe ketemu sebelum bapak mu pulang."

Aku buru-buru deh nyari kebo. Yang pertama ku cari bekas jalan kakinya. Mana ya kebo ku, oh ini bekas kakinya, ku cari lagi, 10 meter kemudian aku menemukan kalungnya, terus kucari lagi, ternyata ini kebo arahnya ke hutan. Tiba-tiba terakhir ku cari akhirnya kutemukan ternyata keboku ada di hutan. Aku bilang sama kebo ku, eh kebo ayo pulang kamu nyusahin aku aja nyari-nyari. Eh kebo ku jawab, "enggak aku gak mau pulang, aku mau di sini jadi teman tarzan."

Terus selama jadi anak sawah dan gaul sama kebo. Aku gak pernah punya pacar teman-teman. Mungkin karena aku dekil dan bodoh kaya kebo. Dulu pernah aku suka cewek sekampung ku. Aku deketin dia, belum apa-apa dia udah bilang. "Maaf aku tidak mau kumpul kebo" ya elah pedes banget. Dia pikir aku kebo kali ya. Padahal aku deketin dia juga karena kepo.

Dari situ aku mulai berpikir bagaimana aku harus punya pacar. Aku mulai bersihkan badan mandi sehari 3 kali sehari, kadang nambah kalau belum basah. Aku rawat diriku, masuk barber shop potong rambut, cari fashion rapihkan semua pakaian ku. Aku punya uang karena aku habis jual kebo.

Setelah fashion aku terlihat ganteng, semua pandangan wanita mengarah kepada ku. Mereka terpesona mulai dari yang muda hingga tua. Dan aku pun mulai PD. Saat aku jelan, mereka dah-dadah kepada ku. Ada satu nenek yang melambaikan tangan saat ku lewat. Sambil manggil Idrisss, aku pun buang muka. Hem, aku buang muka bukan sombong tapi nenek-nenek itu adalah ibu ku. Aku takut karena aku habis jual keboku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun