Mohon tunggu...
Idris Prasetyo
Idris Prasetyo Mohon Tunggu... lainnya -

A teacher who likes to be taught

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Love For All,Hatred For None

11 Juni 2013   06:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:13 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Bus dengan slogan love for all,hatred for none. Sumber: http://atlasshrugs2000.typepad.com)

“Love for all, hatred for none” yang bila diterjemahkan “cinta untuk semua, tiada benci bagi siapapun”. Bila anda searching di internet dengan keywords ini, maka tak butuh waktu lama untuk mengetahui apa sebenarnya kalimat tersebut. Ya,kalimat ini adalah slogan ataupun motto dari komunitas Muslim Ahmadiyah dan dengan motto ini pulalah komunitas ini dikenal di dunia.

Gerakan dakwah globalnya mendasarkan pada motto ini yang tak lain dan tak bukan adalah pengejawantahan dari ajaran Islam itu sendiri yang Rahmatul lil ‘Aalamiin. Islam adalah agama yang mempromosikan perdamaian dan kasih sayang. Allah pun menyebut Nabi Muhammad (saw) sebagai sosok pembawa rahmat dan kasih sayang untuk semua makhluk ciptaan-Nya.

Terciptanya motto ini bermula pada saat Imam Jama’ah Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Nasir Ahmad meresmikan masjid pertama di Spanyol pada tahun 1980. Sebagaimana tertulis di dalam sejarah, 700 tahun lamanya Islam berkuasa di Andalusia (Spanyol),akan tetapi pada tahun 1492 kejatuhan Islam secara keseluruhan di Spanyol tak terelakan lagi dan negri inipun dikuasai oleh Katolik. Masjid pertama yang dibangun setelah keruntuhan Islam di Spayol adalah masjid Basharat. Pada saat meresmikan penggunaan masjid tersebut,Hadhrat Mirza Nasir Ahmad melontarkan motto ‘Love for all,hatred for none’.

13709044152084240708
13709044152084240708
(Basharat Mosque-Spanyol, sumber: wikipedia.org)

Dalam penjelasannya, beliau mengungkapkan bahwa Islam mengajarkan kepada kita untuk hidup dengan kasih sayang dan kerendahan hati. Makna dari Islam adalah damai, dan untuk mewujudkannya seorang Muslim harus memiliki sifat cinta dan kasih sayang. Kemudian, untuk menciptakan sikap rendah hati, seseorang harus meniadakan kebencian terlebih dahulu dalam hatinya. Jadi, cinta untuk semua juga harus dibarengi dengan meniadakan benci bagi siapapun. Disinilah pengejawantahan dari sifat Allah Ta’ala yang Ar-Rahman dan Ar-Rahim.

Maka sejak saat itu, ‘Love for all, hatred for none’ dijadikan sebagai slogan oleh komunitas Muslim Ahmadiyah. Sebenarnya, tak mudah untuk bisa menjadikan untaian kalimat itu sebagai slogan ataupun motto hidup bagi para pengikut Ahmadiyah. Mengikuti sejarah perkembangan Jama’ah Ahmadiyah yang tak pernah lepas dari persekusi, tindakan aniaya, diskriminasi dan tindakan kezaliman lainnya, merupakan tantangan tersendiri bagi para pengikut Ahmadiyah untuk menjadikan kalimat tersebut sebagai motto hidup. Bagaimana mereka harus meniadakan kebencian terhadap orang-orang yang telah menganiaya mereka, merampas hak hidup mereka, menghancurkan harta benda dan properti mereka ditambah mereka pun harus tetap mencintai orang-orang yang melakukan segala tindak kezaliman tersebut. Akan tetapi demi meneladani wujud suci Nabi Muhammad (saw) sebagai sosok yang menjadi rahmat bagi sekalian makhluk Tuhan, maka segala penderitaan pun sanggup ditanggung oleh para pengikut Ahmadiyah untuk tetap tegaknya motto hidup itu.

Teringat riwayat ketika Nabi Muhammad (saw) biasa dilempari sampah oleh seorang wanita acapkali beliau lewat di depan rumahnya. Pada satu waktu, ketika Rasulullah (saw) melintas di depan rumah wanita itu, tak ada lagi yang melemparinya dengan sampah. Rasulullah (saw) pun menanyakan perihal wanita itu yang ternyata sedang sakit, kemudian beliau (saw) menjenguknya dan mendoakan untuk kesembuhannya. Begitu dahsyatnya simpati dan kasih sayang beliau (saw). Nabi Muhammad (saw) memang merupakan sosok yang sempurna dalam mengimplementasikan ‘Love for all, hatred for none’.

Saat ini motto tersebut telah menjadi “universal message” pesan universal yang mendasari gerakan dakwah Jama’ah Muslim Ahmadiyah ini. Jika seluruh dunia dapat mengikuti pesan dan motto ini, Perdamaian Dunia yang dicita-citakan oleh semua orang akan menjadi kenyataan dan bukan hanya menjadi  mimpi di siang bolong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun