Mohon tunggu...
Rial Roja
Rial Roja Mohon Tunggu... Editor - Digital Marketing/Content Writer

Mari berbagi cerita dan inspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cyberbullying di Kalangan Remaja: Peran Orangtua dan Sekolah?

2 Desember 2024   16:29 Diperbarui: 2 Desember 2024   16:38 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Seseorang Sedang Duduk Menekuk Lutut. (Sumber:Pixabay/Anemone123 )

Era digital menawarkan banyak kemudahan, namun juga menghadirkan serangkaian tantangan baru, dan cyberbullying menjadi perhatian utama. Bagi remaja yang hidupnya sering dikaitkan dengan media sosial, ancaman ini terasa semakin nyata. Di balik layar gawainya, mereka rentan menjadi pelaku atau korban. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana orang tua dan sekolah dapat mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini?

Memahami Cyberbullying di Era Digital

Cyberbullying adalah salah satu bentuk penindasan yang terjadi secara online. Hal ini dapat berupa komentar yang menyakitkan, menyebarkan rumor, atau tindakan yang memalukan seperti membagikan foto tanpa izin. Sayangnya, sifat internet yang anonim dan luas membuat pelacakan kasus cyberbullying menjadi sulit. Akibatnya, korban seringkali merasa terisolasi dan kesulitan mendapatkan dukungan.

Bagi remaja, stres akibat cyberbullying bisa sangat berat. Di usia di mana validasi sosial begitu penting, mereka yang menjadi sasarannya sering kali mengalami perasaan malu, tidak berharga, dan bahkan depresi. Yang mengkhawatirkan, dampak ini bisa berlanjut hingga dewasa jika tidak segera ditangani.

Peran Orang Tua: Pendamping yang Adaptif

Peran orang tua sangat penting sebagai garda pertahanan pertama bagi anak. Namun, mengatasi cyberbullying memerlukan pendekatan yang lebih kontemporer. Penting bagi orang tua untuk tidak hanya menjadi pendengar yang baik namun juga memahami lanskap digital di mana anak-anak mereka terlibat.

Salah satu tantangan yang signifikan adalah kesenjangan digital antar generasi. Banyak orang tua yang merasa tertinggal atau asing dengan platform yang digunakan anaknya, seperti TikTok, Discord, atau Snapchat. Memahami platform ini merupakan langkah awal yang penting dalam memantau dan melindungi anak-anak dari potensi ancaman.

Dukungan tidak berarti pengawasan ketat atau mata-mata. Anak-anak masih membutuhkan privasi, dan sikap terlalu mengontrol dapat menyebabkan mereka menarik diri. Yang lebih penting adalah menumbuhkan komunikasi terbuka, dimana anak-anak merasa aman berbagi pengalaman tanpa takut dihakimi.

Orang tua juga perlu mendidik anak mereka tentang etika media sosial. Mengajarkan mereka untuk tidak membagikan komentar negatif dan berpikir dua kali sebelum memposting sesuatu adalah sebuah langkah kecil namun signifikan dalam mencegah mereka menjadi pelaku atau korban cyberbullying.

Peran Sekolah: Ruang Aman dan Edukasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun