Mohon tunggu...
Rial Roja
Rial Roja Mohon Tunggu... Editor - Digital Marketer/Content Writer

Menghidupkan tulisan dengan gaya santai namun informatif. Mari berbagi cerita dan inspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Lorong Tak Berujung

18 November 2024   07:58 Diperbarui: 18 November 2024   09:00 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia mencoba mempercepat langkahnya, berharap menemukan ujung koridor, tetapi dengan setiap langkahnya, tempat itu terasa semakin jauh. Dinding koridor mulai berubah. Yang awalnya hanya dinding batu biasa kini memiliki ukiran aneh, menyerupai simbol-simbol kuno yang tidak ia kenali.

Kepanikan mulai menyebar. Clara merogoh tasnya, mencari ponsel untuk menerangi jalannya. Namun saat layarnya menyala, dia terkejut melihat waktu yang tertera: 00:00. Beberapa saat yang lalu, dia yakin saat itu masih jam sepuluh malam.

Tiba-tiba, bisikan memenuhi udara di sekitarnya. Suara-suara itu tidak jelas, seperti kerumunan orang yang berbicara secara bersamaan dalam bahasa yang tidak dia mengerti. "Siapa disana?!" Clara berteriak, suaranya bergema di koridor yang kosong.

Tak ada jawaban, hanya bisikan-bisikan yang semakin mendekat, mengelilinginya. Dalam kepanikannya, dia mulai berlari. Namun, semakin dia berlari, dia semakin tidak merasa bergerak sama sekali. Lorong itu sepertinya sedang mempermainkannya.

Di tengah penerbangannya, Clara melihat sesuatu yang membuatnya tiba-tiba berhenti. Di ujung koridor berdiri sesosok bayangan. Tinggi badannya tidak biasa, dan tubuhnya tampak memanjang, seolah meregang. Dia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, hanya senyuman lebar yang meresahkan.

Clara ingin mundur, namun kakinya terasa terpaku di tempatnya. Sosok itu mulai mendekat, namun gerakannya tidak seperti manusia. Tampak melayang, tubuhnya berayun lembut.

"Nona Clara..." sebuah suara yang dalam dan bergema memanggilnya.

Clara membeku. "Bagaimana kamu tahu namaku?"

Sosok itu tidak merespon, hanya terus bergerak mendekat. Clara berjuang untuk menggerakkan tubuhnya, dan akhirnya dia berhasil melarikan diri. Namun, lorong itu terasa semakin sempit, seolah mencoba menjebaknya di antara dinding.

Di tengah kepanikannya, Clara melihat sebuah pintu kecil rapuh di sisi kanan koridor. Itu adalah satu-satunya jalan keluar yang terlihat. Tanpa ragu, dia membuka pintu dan melangkah masuk.

Namun, apa yang ada di balik pintu itu bahkan lebih mencengangkan. Dia mendapati dirinya kembali berada di lorong yang sama, seolah-olah dia tidak pernah meninggalkannya sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun