Rombongan orang-orang yang kau sebut teman terlanjur meninggalkan kesan negatif yang telah terpatri jauh jauh hari di ingatan. Tetua-tetua yang kau sebut teman tak lebih dari aki aki brengsek yang berwajah kyai berlagak ustad namun kelakuan di belakang bertolak belakang. Sulit dimengerti orang orang yang kau sebut teman gemar melecehkan orang dengan dalih bercanda, gemar mengeksploitasi hal hal liar yang seharusnya sebagai manusia mampu mereka kendalikan. So, seperti itu yang kau sebut teman? Maaf, temanmu itu bukan temanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H