Mohon tunggu...
Indra Y.
Indra Y. Mohon Tunggu... wiraswasta -

#

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jelang Pilpres 2014 : Indonesia Butuh Minimal 4 Presiden

7 Juli 2013   20:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:52 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun 2014 ada agenda penting yang dilakoni Bangsa Indonesia : Pemilihan Presiden. Menilik sepak terjang beberapa presiden Indonesia beberapa waktu terakhir, tampaknya Indonesia terlalu *kompleks* untuk ditangani seorang presiden saja.
Presiden belakangan lebih terfokus pada sektor Jawa: bila ditarik lebih dalam Presiden lebih berfokus mengurusi sekitar ibukota. Walhasil, saat seperti sekarang tatkala Aceh terkena gempa, presiden baru mengunjunginya seminggu pasca kejadian. Bandingkan saat terjadi gempa Jogjakarta atau banjir Jakarta. Presiden langsung langsung berkantor di Jogja sehari pasca gempa, langsung menjenguk lokasi banjir beberapa jam setelah terjadi banjir Jakarta.
Ini bukan tentang adu domba antar daerah. Menilik kenyataan yang mau tak mau diakui, presiden lebih terfokus pada area terdekat yang didudukinya.
Jadi mengapa tidak diadakan saja presiden di tiap tiap teritorial? Untuk Indonesia minimal butuh 4 presiden : presiden teritorial Jawa-Bali, presiden teritorial Sumatra hingga Batam, presiden teritorial Kalimantan-Sulawesi, serta presiden teritorial Indonesia timur meliputi Nusa Tenggara, Maluku dan sekitarnya hingga Irian Barat.
Satu presiden ruapanya tidak sanggup mengatasi semua masalah di berbagai wilayah republik ini yang tidak hanya terlalu luas areanya melainkan juga terlalu kompleks masalahnya. Masalah pemerataan pembangunan, masalah keamanan, masalah pemerataan kesejahteraan, hingga masalah perbatasan. 1 presiden saja tidak sanggup, jadi mengapa tidak dicoba sistem multi presiden?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun