Mohon tunggu...
Mujahid Firdaus
Mujahid Firdaus Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

hanya manusia yang berjuang mencari makna...\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Diam Tanpa Kata

12 Juni 2012   07:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:04 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rinai hujan membelai dedaunan hingga lesung
Sesaat aku hanya termenung, lihat air yang berlinang menggaris kaca
Aku sapa makhluk yang mirip denganku
Namun, ia hanya diam tanpa kata
Sepertinya ia senasib denganku
Yang tak tahu kemana ia harus mencari makna

Rinai hujan mengisi palung
Tak sesegar buah yang manis dicumbu embun..
Aku tak bisa diam, yang hati kian merantau tak pernah berlabuh
Menetap di dermaga tempat kekasih menjemput pulang
Gelisah menjadi kalung yang melingkar pada ketidakpastian
Aku diam bersama batu, rela ditimpa hujan
“Biarkan aku duduk mengurai gelisah menjadi makna”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun