Jam di tanganku menunjukkan pukul 06.30 WIB, kala sinar matahari pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jawa Tengah, 9 November 2023 beranjak naik. Debur ombak kecil bergelombang menepi sambil membawa batang dan ranting pohon. Di atas dermaga penyangga mungil tempat nelayan menyandarkan kapal, saya berdiri menatap matahari.
Dari jauh kulihat kapal ikan milik nelayan berjejer di bibir laut. Beberapa nelayan sedang membersihkan kapal, dan yang lain merapikan jaring ikan. Di seberang jalan beraspal, berderet penjual ikan kering dan restaurant ikan bakar bersiap membuka lapak. Tak jauh darinya air laut yang keruh mengalir menuju pasir samping jalan.
Terlihat di pinggir pantai sampah dan aneka ragam kotoran menyebar di banyak sudut pantai. Aliran sungai yang mengalir ke laut membawa tumpukan sampah. Awalnya, warna hitam air sungai yang kulihat dari atas jembatan sepanjang jalan ke pantai mengagetkanku. Namun jawabannya kudapat setelah melihat serakan sampah sepanjang pinggir pantai.
Inilah mungkin penyebab sepinya pengunjung yang hendak menikmati suasana pantai. Udara laut yang sejatinya segar, seringkali bercampur bau anyir sampah di sekitar. Perlahan, sinar matahari indah menyembul meninggi di ujung laut. Sementara bau ikan asin kering dan aroma lain menyengat penciumanku, mempercepat joggingku berakhir.
Sambil berlari kecil menyusuri pinggir jalan pantai, saya memperhatikan detak kehidupan kampung nelayan di sana. Dua orang pengujung dari luar kota kulihat berlari berpapasan di jalan.
Itulah lokasi sepanjang pantai dekat kota Cilacap, di mana Teluk Penyu salah satunya. Pantai yang berlokasi tak jauh dari gemerlap kota Cilacap lengang nan sepi. Loket pembayaran di pintu gerbang tak dijaga petugas. Beberapa pengunjung hilir mudik masuk tanpa membayar biaya kepada penjaga loket. Pantai nampak tak terurus dan kusam.
Sepinya pengunjung berdampak pada kondisi social-ekonomi warga sekitar, terutama yang tinggal di kawasan pantai. Penduduk pesisir tetap miskin dan hidup dengan sederhana. Meski mereka dekat dengan kota, namun tingkat kesejahteraannya minimalis. Lantas, apa penyebab pantai sepi dan kurang terurus?
Keberadaan Industri Ekstraktif
Sektor pariwisata, pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan (dan produk turunan seperti; emplang, kripik ikan/udang dsb) belum menarik minat penduduk dan pemerintah derah memafaatkannya. Sumber daya alam itu bagai barang mati yang belum menjadi amunisi bernilai-tambah. Semua orang dan stake holder terkait terbuai dengan kekayaan alam fosil berupa minyak yang berlokasi di lepas pantai, beberapa kelometer dari kota Cilacap.