Mohon tunggu...
Mh Firdaus
Mh Firdaus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Penulis dan Traveler amatir. Menggali pengetahuan dari pengalaman terus membaginya agar bermanfaat bagi banyak khalayak..

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bara di Desa Sempayau, Kalimantan Timur

31 Agustus 2022   12:08 Diperbarui: 31 Agustus 2022   12:59 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dunia energi, batu bara berperan penting bagi kehidupan manusia. Bayangkan, hampir 40 persen bahan bakar pembangkit listrik di dunia menggunakan batu bara (CNBC Indonesia, 13 Jan 2022). Namun pernah kah kita menoleh sejenak, bagaimana energi itu diolah dan dampaknya bagi masyarakat sekitar? Berikut ceritaku kala tinggal di desa dekat eksplorasinya.

Salah satu wilayah eksplorasi batu bara adalah desa Sempayau. Ia berada di kec. Sangkulirang, kab. Kutai Timur, prov. Kalimantan Timur. Letak dan topografinya unik. Kenapa begitu? Ia berada dekat perusahaan batu bara multinasional, yang disampingnya mengalir sungai besar penuh beraneka ragam ikan dan pohon bakau. Sungai ini berperan strategis. Alirannya dekat dengan bibir laut lepas. Sehingga, ia menjadi sarana pengangkut ribuan kwintal batu bara dari pengolahan perusahaan melalui kapal tongkang, ke negara tujuan importir. Video tentangnya tersebar di kanal youtube. Di sini, saya bercerita pengalamanku tinggal berhari2 disana, sejak April dan Mei 2022.

Luas lahan desa Sempayau 97,000 km2, yang terbagi menjadi; 2 dusun dan 6 RT, dengan 966 jiwa (data penduduk 2017 di RPJMDes 2017-2023). Kawasannya terdiri dari dataran dan pegunungan yang menghubungkan jalan dari Sangkulirang ke kec. Karangan dan kec. Kaubun. Desa memiliki tiga tipologi karakteristik sumber daya alam.

Pertama, kawasan hijau pegunungan. Kedua, pertanian meliputi dusun Sempayau dan dusun Damai, sebagai penyangga pertanian desa. Ketiga, kawasan perekonomian di  kawasan jalan tembus antar kecamatan. Desa ini berbatasan dengan desa lain seperti; Pengadan Baru, Kadungan Jaya, Bumi Etam, dan kec. Kaubun, serta kec. Karangan.

Untuk mencapai Sempayau (khususnya dusun Sempayau), kita melewati hutan sawit milik perusahaan besar yang dijaga palang pintu dan satpam. Hanya mobil pribadi yang diperbolehkan melintas gerbang. Satpam menyetop kendaraan besar seperti truk melintas, terkecuali milik perusahaan. Di dalam hutan, terdapat rumah bedeng kayu yang dihuni karyawan kebun. Profil rumahnya menyendiri di tengah hutan, terbuat dari kayu bertingkat. Persis rumah panjang. Ia berlokasi jauh dari keramaian.

Sudut dusun Sempayau yang lengang di siang hari (dok. pribadi)
Sudut dusun Sempayau yang lengang di siang hari (dok. pribadi)

Begitu masuk ke areal Sempayau, belantara hutan dan kebun dengan aneka vegetasi menyambut tamu. Dari kejauhan, saya melihat kerlap kerlip lampu perumahan di sebelah kirim jalan menuju dusun. Saya menyaksikan cahaya lampu bertebaran di tengah hutan. Lampu itu mengelilingi kawasan khusus, menyediri di tengah kebun dan hutan. Itulah mess pekerja perusahaan batu bara, begitu ungkap sopir mobil travel.

Ada dua moda transportasi untuk menuju ke Sempayau; bus dan perahu. Bus operasional sekolah dan kendaraan pribadi sebagai transportasi warga berpergian keluar desa. Sebelum ada jalan darat, masyarakat menggunakan perahu kayu dan mesin. Kini, warga jarang menggunakan, karena biayanya mahal (Rp 100 ribu per sekali jalan dari desa ke kota kecamatan).

Jam di tanganku menunjukkan pukul 18.30 WIT. Mahgrib menjelang petang 27 Mei 2022, tepat saya berada di gerbang desa. Pancaran lampu jalan dan rumah warga bersinar terang. Sejatinya, tak ada listrik dari PLN (perusahaan listrik negara) di sana. Kok suasana bisa terang? Ternyata desa mengandalkan listrik dari perusahaan, yang beroperasi dari pukul 18.00 sore hingga jam 06.00 pagi.

Aneh kan, kenapa listrik PLN tidak mengalirs ke sana? Padahal desa sekitar terang oleh PLN? Saya tidak mengerti bagaimana asal usul desa dan keberadaan perusahaan Batu Bara. Khabarnya, warga sedang bernegosiasi dengan stake holder terkait (terutama perusahaan) tentang tatakelola keberadaan kedua belah pihak. Kini, penduduk mengeluhkan dampak eksplorasi perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun