Malam kian larut. Mendung mengiringi pergantian hari di akhir Ramadhan tahun 2018. Musim dingin di Adelaide makin menambah syahdu akhir Ramadhan. Udara terasa membekukan badan hari ini (14 juni 2018) sebagai akhir puasa. Sebagai pelajar yang baru merasakan lebaran jauh dari tanah air dan keluarga, momen emosional di setiap lebaran terasa menyayat hati.Â
Begitu waktu berbuka hadir, yang bertanda takbir dikumandangkan, perasaan melo muncul tanpa sadar. Bibirku mengalun takbir pelan, meski lirih dan sendirian. Sambil meneguk teh panas dan pisang untuk berbuka, sisi pengalaman emosionalku membayang remang-remang. Tidak ada alunan takbir petang itu dari corong masjid sebelah rumah. Tidak ada kue tar berjejer di meja tamu. Tidak ada deretan plastik beras zakat fitrah. oh....
Setiap orang pasti memiliki sisi emosional saat lebaran. Saya pun begitu. Untuk meredamnya, saya bersama pelajar Indonesia lain memasak bersama makanan khas lebaran. Opor ayam, sambel goreng ati, bakwan goreng, sayur lodeh menjadi list menunya. Alunan takbir dari Youtube yang disambungkan tapecorder mengiringi buka bersama dengan pelajar Indonesia.
Alhamdulillah... buka bersama dengan masakan khas lebaran mengobati sementara memori emosional lebaran bersama keluarga.
Kami bercerita satu sama lain untuk saling memperkuat. Sama-sama menutup akar penyebab kehadiran bayangan melow.
Malam itu merupakan awal hari kemenangan kaum Muslim, setelah berpuasa sebulan penuh. Layaknya hari kemenangan, sejatinya dirayakan dengan kegembiraan.
Bercanda dan berbagi cerita mengalir malam itu. Tak terasa aneka masakan khas lebaran matang dan sebagian malah telah dimakan. Sisanya menjadi menu setelah sholat idul fitri.
Malam makin larut. Kantuk menyergap. Satu persatu teman kami izin ke flat masing-masing.Â
Di luar apartemen rintik hujan berubah hujan lebat. Angin mengamuk sejadi-jadinya. Suhu udara kota Adelaide, Australia Selatan, mencapai dibawah 11 derajat. Selimut tidurku tidak mampu mendinginkan tubuh di atas kasur. Tiba-tiba mataku terjaga. Suara air hujan mengetuk kaca apartemen. Mulutku tanpa sadar mengalunkan takbir lirih.
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar