Pria itu pemimpin,dan wanita adalah rakyatnya.
Pemimpin terlahir dari rakyat,dan rakyatlah yang melahirkan seorang pemimpin.
Yang melahirkan pastinya seorang wanita dan mustahil seorang pria.
Umumnya jumlah rakyat lebih banyak daripada pemimpin karena begitulah semestinya.
Bila lebih banyak pemimpin daripada yang dipimpin tentu kacau jadinya.
Pria boleh berpoligami,begitu pun pemimpin boleh berpoligami dengan syarat adil.
Dalam satu jiwa kepemimpinan boleh memimpin beberapa rakyat, memimpin keluarga,masyarakat bahkan negara dalam satu jiwa kepemimpinan.
pemimpin terikat dalam satu perjanjian dengan rakyatnya sama seperti halnya pria yang terikat dalam tali pernikahan dengan wanita.
Dalam perjanjian atau pernikahan inilah terkandung hak dan kewajiban,
Haknya seorang pemimpin menjadi kewajiban bagi rakyatnya,
Sementara kewajiban pemimpin menjadi hak bagi rakyatnya.
Tidak membicarakan tentang seks atau pun gender, ini hanya iseng-iseng membicarakan tentang kepemimpinan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H