Mohon tunggu...
Idoey Thea
Idoey Thea Mohon Tunggu... -

Musafir lalu ...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

CCTV Bioskop

16 November 2013   12:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:06 2384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Awal yang gelap,sepi dan hening ...

Cahaya terang seiring film yang diputar,semua penonton diam dalam duduknya.
Yang menonton dari dekat memang lebih jelas walau sedikit silau,yang dari jauh memang tak terasa silau namun terkadang kurang jelas.

Suasana yang tadinya hening mulai agak berisik ketika sekelompok penonton yang terbuai oleh akalnya mulai mempertanyakan film yang sedang diputar.

" ini tak masuk akal,tidak logis. Hanya dongengan semata "
Seakan menggugat skenario dari sang sutradara.

Suasana bertambah gaduh ketika di saat yang sama sekelompok penonton yang terbuai rasa mulai larut dalam emosi.
Cenderung terlalu lebay tersihir oleh tontonan, ketika isak tangis silih berganti dengan tawa diselingi rasa jengkel,marah,kecewa dan entah rasa apalagi yang ada .

Dalam kegaduhan yang semakin gaduh,terdengar desah birahi di pojokan sana. Sekelompok penonton yang terbuai oleh nafsu tanpa peduli apa yang terjadi apalagi tentang filmnya sendiri.

Anak-anak kecil yang mulai bosan dengan filmnya mulai bangkit dari tempat duduknya,hilir mudik silih berganti ke sana ke mari terkadang mengganggu para penonton yang sedang menikmati.
Ah dasar anak-anak, selalu ingin tahu saja dengan mereka yang sudah dewasa. Asyik bermain dengan imajinasi meninggalkan orang tua mereka yang sedang disibukkan oleh buaian akal,rasa dan nafsu...

Ada sekelompok kecil penonton yang di tengah yang tetap khusyu dan istiqomah menjaga diri dan keluarganya untuk tetap tertib menikmati pemutaran film yang sedang berlangsung.
Kelompok ini menikmati alur cerita filmnya tanpa protes akan skenario yang telah dituliskan,juga tak terlalu berlebihan dalam menghayati dan mendramatisir peranan para tokohnya karena mengerti akan adanya peran sutradara.

Kelompok yang sedikit,yang menonton tepat di tengah ruangan tetap taat akan aturan dari pemilik bioskop ini karena mereka tahu,sadar dan mengerti adanya CCTV yang sedari awal menonton para penonton yang sedang menonton ...

Hemm ...

Dan rekaman CCTV tersebut akan menjadi film dokumenter yang akan diputar untuk ditonton oleh penonton selanjutnya ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun