Piala Kemerdekaan adalah sebuah turnamen yang digagas tim transisi bentukan kemenpora untuk mengakomodasi tim-tim dari divisi utama di Liga Indonesia. Selain itu, turnamen ini juga dimaksud sebagai turnamen untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70 tahun.
Tim yang berhasil menjuarai turnamen ini kabarnya akan dihadiah tropi dan uang sebesar Rp 1,5 M. Tidak hanya itu, runner up dan peringkat ketiga kabarnya juga akan diberi hadiah, masing-masing Rp 1 M untuk runner up dan Rp 700 juta untuk peringkat ketiga.
Beruntung, dengan skuad seadanya, PSMS Medan ternyata masih bisa tampil trengginas melumat lawan-lawannya, hingga akhirnya berhasil keluar sebagai juara Kemerdekaan, setelah di final berhasil menyudahi perlawanan Persinga Ngawi 2 gol berbalas 1.
Partai Final yang berlangsung di Surabaya kala itu, disebut-sebut sebagai pertandingan yang sangat menarik. Sempat tertinggal 1 gol dan kalah jumlah pemain, PSMS Medan akhirnya berhasil membalikkan keadaan, hingga akhirnya berhasil memenangkan pertandingan.
Sial bagi PSMS Medan, Piala Kemerdekaan sebenarnya sudah berakhir bulan lalu. Namun, hingga detik ini, PSMS Medan ternyata belum menerima sepeser pun hadiah yang di janjikan tim transisi. Jangankan hadiah juara sebesar Rp 1,5 M yang dijanjikan, dana Panpel dan biaya akomodasi pun rupanya belum diganti oleh tim transisi.
Bibid Samad Riyanto (ketua tim transisi) yang dihubungi beberapa saat yang lalu menyebutkan, keterlambatan pembayaran dikarenakan belum adanya pencairan dari sponsor. Beliau (Bibid Samad) berjanji, selambat-lambatnya Rabu 7 Oktober nanti, tim transisi akan melunasinya.
Ya, semoga segera dilunasi, kasihan kan.
Â
Sumber foto: FP PSMS Medan
Â