Mohon tunggu...
Waldy
Waldy Mohon Tunggu... -

Slow but Sure

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Dilema PBSI dan Desakan BL

17 Februari 2016   17:27 Diperbarui: 17 Februari 2016   17:37 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Juara Dunia 2015, Mohammada Ahsan/Hendra Setiawan (sumber: bola.liputan6.com)"][/caption]

Salah satu pertanyaan yang sering dilontarkan Badminton Lover (BL) Indonesia adalah, kenapa Pebulutangkis Indonesia tidak bermain rangkap?

Sudah bukan rahasia lagi jika kualitas masing-masing pemain di pasangan ganda (Putra, Putri dan Campuran) yang dimiliki Indonesia tidak sama, ada yang menonjol dan tidak jarang pula salah satu pemain menjadi titik lemah di pasangan tersebut.

Salah satu yang sering menjadi perhatian adalah pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir. Banyak yang berpendapat jika keduanya (Tontowi dan Natsir) sudah klop, dan yang berpendapat jika Lilyana rugi berpasangan dengan Tantowi malah lebih banyak lagi. Mereka berpendapat, Tontowi bukan pasangan yang pas bagi Lilyana karena sering tidak fokus dan menjadi titik lemah bagi pasangan ini, sehingga banyak yang menyarankan agar Lilyana bermain rangkap di ganda putri, sebab memisahkan keduanya (Tontowi/Lilyana) saat ini memang bukan keputusan yang baik.

Selain Tontowi/Lilyana, masih banyak lagi pasangan ganda Indonesia yang mengalami hal yang sama, pun terjadi di pasangan Praven/Debby, Ryan Agung/Berry Anggriawan dan Angga Pratama/Ricky Karanda yang menjadi alasan banyak BL menyarankan agar PBSI segera mengambil sikap.

Hal ini sebenarnya sudah ditanggapi petinggi PBSI. Mereka beralasan, pemain yang bermain rangkap sangat rentan mengalami cidera, sehingga mereka masih pikir-pikir dulu. Namun, beberapa ganda top dunia justru berhasil didua nomor berbeda dan jarang atau bahkan tidak pernah cidera. Salah satunya Zhang Nan dan Zhao Yunlei yang berhasil di dua nomor berbeda.

Sebagaimana diketahui, Zhang Nan yang sukses bersama Zhao Yunlei di ganda campuran dan nyaman diperingkat 1 dunia, juga bermain di ganda putra bersama Fu Hai Feng. Hebatnya, Zhang Nan/Fu Hai Feng sukses dibanyak turnamen dan saat ini berada diperingkat 4 dunia nomor ganda putra. Begitu pun dengan pasangannya, Zhao Yunlei yang juga turun di ganda putri dengan Tian Qing terbilang cukup berhasil. Yang terbaru, pasangan ini berhasil menjuarai Thailand Master sekalipun keduanya (Zho/Tian) tidak pernah akur, dan sekarang berada diperingkat 5 dunia.

Salah satu pasangan ganda yang sering membuat ganda Indonesia kesulitan adalah ganda campuran Korea Ko Sung Hyun/Kim Ha Na. Ko Sung Hyun sebagaimana diketahui juga bermain rangkap di ganda putra bersama Shin Baek Choel. Saat ini, Ko Sung Hyun/Shin Baek Choel berada diperingkat 7 dunia dan berhasil menjuarai Kejuaraan Dunia 2014 dan Indonesia Superseries Premier 2015.

Tahun ini, PBSI sebenarnya sudah menerapkan bermain rangkap bagi pemain-pemain Indonesia seperti Kevin Sanjaya, Della Destiara, Richi Puspita dan lain sebagainya. Namun, PBSI terkesan masih setengah hati, sebab pemain-pemain yang terbilang sudah mapan seperti Lilyana Natsir, Debby Susanto Hendra Setiawan dan Anggra Pratama/Ricky Karanda dll belum bermain rangkap. Padahal, peluang bagi mereka sangat terbuka hanya mencari pasangan yang pas dengan formula yang berbeda.

Saat ini mungkin masih bisa diterima, sebab pasangan-pasangan tersebut memang butuh konsentrasi penuh menjelang Olimpiade 2016. Namun sangat diharapkan, agar pasangan-pasangan tersebut bermain rangkap setelah Olimpiade 2016 nanti. Sebab selain untuk membimbing pemain-pemain muda, dengan bermain rangkap juga memberi opsi pasangan ganda lain bagi pasangan yang sudah ada sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun