[caption caption="Ilustrasi"][/caption]Kalimat sakti yang jadi tameng bagi Menpora dan pendukungnya adalah "Negara tidak boleh kalah (dari PSSI)". Entah dari mana kalimat provokasi ini berasal, yang jelas kalimat ini adalah representasi dari seorang oportunis sejati.
Apa sih yang sebenarnya dimaksud dengan Negara yang jadi bagian dari kalimat itu?
Secara umum, negara rupanya merupakan sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan untuk mengatur hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa. "Memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa" di definisi negara diatas, menjadi ironi bagi Menpora dalam upayanya di sepakbola Indonesia.
Jadi, diambil kesimpulan bahwa Pembekuan PSSI yang berakibat Sanksi FIFA, mengabaikan Putusan Pengadilan dan lain sebagainya yang dilakukan Menpora di sepakbola Indonesia, sebesar-besarnya untuk melindungi, mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Apa benar demikian?
Benar atau tidak tergantung dari sudut mana menilainya. Kalau masyarakat (pelaku sepakbola) memang sejahtera setelah PSSI dibekukan Menpora yang kemudian diikuti sanksi FIFA, maka justifikasi Menpora dan Pendukungnya diatas memang benar, karena pelaku sepakbola nasional memang jauh lebih sejahtera saat ini.
Apakah pelaku sepakbola sudah merasa terlindungi?
Benar, pelaku sepakbola sudah merasa dilindungi, kalau turnamen-turnamen yang digelar selama ini jauh lebih bermamfaat bagi pelaku sepakbola itu sendiri.
Apa kebijakan Menpora ini untuk mencerdaskan kehidupan bangsa?
Kalau tujuan Menpora memberi contoh kalau rakyat juga bisa abai putusan hukum, maka memang benar kalau Menpora sudah mencerdakan kehidupan bangsa.
Itukah tujuan Menpora?Â
Menurut versi Menpora dan para pendukungnya itu memang benar, itulah tujuan pembekuan PSSI yakni menjerahterakan, melindungi dan mensejahterakan kehidupan bangsa. Bangsa yang mana? Tanyakan ke Menpora sendiri.
Gambar: bisnisaceh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H