I
kuikat erat kau
Terkikis waktu
Mencari kedalam
Tersesat gelap
Tak ada cahaya
Raut wajah itu
Kucari kau - kau cari dia
Lekuk tubuh kau membunuh dia
Hasratku didalam diri
Menyusut aku keluar mengembang kau kedalam
Tak ada aku melainkan Ia
II
aku kau dia lupa luka laku diri
diri lupa laku luka
luka lupa
laku diri
lupa aku
luka kau
dia
!
III
berawal dari hasrat
berakhir di hati
berawal dari lupa
berakhir menjadi luka
berawal dari dia
tinggal dihati kau
berakhirlah aku
IV
Diam - diam kau mencari hati yang pas untuk ukuran tubuhmu sendiri. Saat kau bekerja disudut remang, kau seperti patung ditinggal pemahatnya. Kau terluka. Aku berjalan menuju kau dan kau menyambutku sambil mencari dirinya dalam diriku.
Didalam cafe itu, akulah gelas kosong yang selalu kau tuangi bir hingga meluap buihnya.
Kau menuju aku mencari dia kedalam, sementara aku tetap diluar mencari kau. Kita bertemu dalam gelap. Aku hanya tamu saat kau rindukan sosok dia dalam diriku. Aku pergi membawa gelas kosong kedalam dirimu.
Kau berjalan keluar bersama dia, yang kau temukan didalam diriku.
Tak ada lagi aku. Tak ada lagi aku.
V
mengurung dia didalam hatimu membunuh aku di tiang gantungan. Terjal jalan kau lalui saat menjenguknya sama saja dengan menyiapakan kafan tubuhku. Kau suapi nasi sebelum aku mati kau beri ia segelas air setiap hari
Aku menunggu mati, ia menunggu kau bebaskan. Terkelupas tali yang kau ikat dileherku semakin terbuka jeruji yang kau berikan padanya.
Putuskanlah!
Potong kaki kursi penyangga tubuhku,
biarkan aku mati terkubur sunyi
Bebaskanlah!
Lepaskan ia dari dalam hatimu
ia ingin mati bersamamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H