Salahkah jika seorang  siswa ketika diajar oleh gurunya, dia serius membaca buku sendiri dan tidak menghiraukan gurunya? Sementara, ternyata dia adalah anak yang pandai dan cerdas? Kita koreksi diri, apakah sudah benar cara kita mengajar? Jangan-jangan anak didik kita jenuh dengan apa yang kita berikan. Atau.. dia sudah tahu duluan apa yang akan kita sampaikan.
Memaknai suatu konsep dalam belajar diperlukan banyak indra dan sumber belajar. Guru bukannya satu-satunya sumber belajar anak. Guru adalah fasilitator yang memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi mencari sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan. Tidak salah jika ada faham konstruktivisme (anak  mengkonstruk atau membangun pengetahuannya sendiri). Bukan jamannya lagi guru "mencekoki" siswanya dengan materi-materi yang mungkin mereka sudah tahu sebelumnya (maaf bisa jadi lebih banyak tahunya dari kita sebagai guru).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H