Mohon tunggu...
Rosidi al samud
Rosidi al samud Mohon Tunggu... -

mau belajar dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo di Balik Buruh

23 Mei 2014   07:56 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:12 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kandidat Presiden Koalisi Indonesia Raya, Prabowo Subiyanto  berjanji akan menghapus kebijakan outsourcing (alih daya) , jika nanti terpilih sebagai presiden dalam Pilpres  9 Juli mendatang.

Kandidat Presiden dari Partai Gerindra ini  juga akan berjuang untuk menaikan 30 persen upan minimum. Tetapi,  upaya untuk  merealisasikan program ini, akan mengalami kesulitan.  Boleh jadi, hanya sekedar  janji politik   untuk memenangkan Pilpres.

Dalam moment peringatan  hari buruh sedunia 1 Mei 2014, silam  di Gelora Bung Karno,  Mantan Pangkostrad  Prabowo Subianto menyampaikan pidato politiknya,  termasuk  menyinggung persoalan kesejahteraan buruh.

Banyak kalangan menilai bahwa langkah ini hanya sebagai  upaya untuk mendulang  suara buruh  yang  relative  besar  di Indonesia. Sayangnya,  rencana  tersebut tidak  didukung oleh realitas sikap poltik Prabowo Subiyanto yang dipandang anti buruh.

Tidak sedikit suara mainstream yang meyakini  bahwa  program tersebut hanya untuk mencari simpati-empati public yang sebelumnya telah dilukai.  Sampai saat ini nasib mahasiswa Universitas Airlangga (Unair)  Herman Hendrawan yang dikabarkan diculik belum juga ada titik terangnya. Kasusnya, sampai saat ini belum jelas.

Aktivis  buruh tersebut   diduga menjadi bagian dari korban penculikan Prabowo Herman saat itu dikenal luas dikalangan pergerakan buruh yang memimpin  aksi pemogokan PT Seritex tahun 1996 di Solo. Selain di Solo,  Herman juga menggalang aksi di berbagai daerah di  Jawa Timur, seperti  Tades, Sidoarjo Januari 1996 silam.

Sampai  saat ini, Ketua Pusat Perjuangan Buruh Indonesia Cabang Subaya  belum diketahui nasibnya, sehingga dikategorikan sebagai korban penculikan. Nasib yang sama, juga dialami  oleh Marsinah buruh perempuan pabrik PT Catur Surya yang disiksa dan dibunuh karena berjuang bersama kawan-kawan untuk memperbaiki kesejahteraan buruh . Belakangan, pada 9 Mei 1993 mayatnya berhasil ditemukan  di sebuah gubuk di Hutan Wilangan, Ngajuk. Kondisi fisik Marsinah  sudah mengenaskan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun