Mohon tunggu...
Desi Fitria
Desi Fitria Mohon Tunggu... pegawai negeri -

ibu, istri, anak dan bu guru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Nggak Pernah Punya Pacar Seumur Hidup, Gimana Rasanya Ya?

15 Desember 2013   14:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:54 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya nggak pernah punya pacar seumur hidup? Rasanya bohong ya? Yang baca pasti bilang saya bohong. Tapi itu bener, suer. Nah itu suami, apa bukan mantan pacar? Saya jawab bukan. Kok bisa? Iya, karena ketika saya nembak pemuda yang kini jadi suami saya, waktu itu saya memang sudah berniat untuk punya calon suami. Setahun sebelum nikah, yang ketemu ketiga kalinya sebelum akad nikah dan jabat tangan kedua adalah pas sungkeman. Jadi itumah, calon suami, bukan mantan pacar. Berbelit-belit ya? He he

Bukan bermaksud untuk pamer menerbitkan kisah masa lalu seperti ini. Saya termasuk orang yang lebih senang kalau urusan pribadi semacam itu tidak dijadikan konsumsi publik. Lalu kenapa nulis ini? Saya berfikir mungkin kalau hal ini saya kemukakan akan ada beberapa manfaat yang akan bisa dipetik orang kalau ada yang mengetahuinya. (itu juga kalau ada yang baca).

Tapi maksud saya, betul, untuk share saja. Ada orang yang berkata : tidak berhubungan seks sebelum nikah dan sesudah nikah setia pada pasangan, itu adalah terlalu sempurna untuk dilakukan. Saya ingin mengatakan bahwa yang lebih dari sekedar itu-pun, bisa, kalau ada niatmah. Ini adalah sudah terjadi di masa lalu saya, dan tak ada yang akan mungkin bisa mengubah fakta itu.

Tidak berpacaran, tidak berarti tidak pernah menyukai seseorang lawan jenis. Tapi tidak berpacaran berarti tidak pernah mengatakan iya, untuk berpacaran. Saya kira semua orang sudah tahu, apa pembeda antara pacaran dengan cuma berteman saja.

Saya fikir, asal semua pergaulan bebas termasuk free sex, bermula dari terlalu menganggap biasa soal berpacaran. Bermula dari jangji ketemuan di tempat umum selanjutnya jadi biasa berdua di tempat sepi. Bermula dari pegang-pegangan mesra di tempat umum, selanjutnya kiss-kiss-an di tempat sepi, dan selanjutnya-dan selanjutnya. Dan sungguh luar biasa, kini siswa-siswi kelas 7 di kampung-pun, sudah menganggap hal itu sebagai sesuatu yang biasa.

Saya termasuk yang beruntung bisa punya pengalaman unik seperti ini. Saya juga menganggap diri saya aneh, ketika saya tak mengerti kenapa saya tidak pernah punya pacar selama saya masih gadis. Soal wajah, fisik? Mungkin itu salah satu klausalnya. Tapi saya menganggap bahwa ini anugerah, Tuhan telah menjaga diri saya.

Saya kira bermula dari pandangan kita terhadap sesuatu. Kalau kita sudah menganggap free sex itu biasa, maka melakukannya pun akan lebih dimudahkan Tuhan untuk terjadi. Kalau kita sudah meyakini itu salah, maka kalaupun ada suatu kecelakaan yang memungkinkan kita tergelincir, Tuhan akan menolong kita.

Jadi apa rasanya seumur hidup tak pernah punya pacar? Rasanya istimewa. Pertama, saya tak pernah punya pembanding siapa-pun untuk semua kebaikan dan kejelekan suami saya. Jadi tidak pernah ada kata, seandainya kamu seperti........ Kedua, di malam pertama, a a a aw, tak akan ada momen kedua yang setara dengan saat itu. Ketakutan akan sosok asing dan keheranan ternyata saya jadi punya teman hidup bercampur jadi sensasi yang tak terlukiskan.

Saya tak menyesal tak pernah punya pacar seumur hidup, dan kalau boleh, saya ingin mengajak semua pemudi di seluruh bumi ini untuk merasai apa yang pernah saya rasakan. Termasuk saya ingin kampanye : kalau anda ingin berhubungan sex, menikahlah, maka anda akan bahagia biologis dan psikis. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun