Mohon tunggu...
Idhar Ahmad Syaefuzzaman
Idhar Ahmad Syaefuzzaman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswa ilmu komunikasi UIN SUNAN KALIJAGA Yogyakarta,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Warna-warni Menyambut Natal

21 Desember 2012   02:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:17 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Natal, natal merupakan hari raya peringatan kelahiran yesus kristus yang diperingati oleh umat kristen pada tanggal 25 Desember, natal dirayakan pada kebaktian malam pada tanggal 24 Desember, dan kebaktian pagi pada tanggal 25 Desember.

Tak lama lagi natal akan segera datang, hal ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat yang memeluk agama Kristen, apalagi oleh anak kecil yang menunggu datangnya santa claus untuk memberikan hadiah kepadanya. Perayaan natal sangat ditunggu-tunggu karena perayaan tersebut hanya terjadi satu kali dalam setahun, seperti halnya umat islam yang merayakan hari raya idul fitri hanya sekali dalam setahun. Moment-moment seperti ini tak boleh ditinggalkan.

Perayaan natal ini sering dilakukan bersama keluarga. Perayaan natal ini tujuan utamanya yaitu untuk memperingati kelahiran yesus kristus yang menjadi tuhan mereka, agar mereka lebih mendekatkan diri pada tuhan mereka. Selain tujuan utama itu, tujuan merayakan natal yaitu untuk mengeratkan tali persaudaraan dalam keluarga, dan masih banyak tujuan-tujuan yang lain.

Berbicara tentang warna-warni untuk menyambut natal, banyak di toko-toko, bahkan sampai di lesehan-lesehan pinggir jalan kita jumpai pernak-pernik untuk merayakan natal, seperti contohnya pohon natal, pohon natal ini paling sering di cari oleh pemeluk agama Kristen, karena serasa kurang lengkap jika tidak ada pohon natal dalam merayakan natal, kurang ada gemerlap-gemerlap lampu dan lonceng-lonceng yang di lilitkan ke pohon natal, jika ada pohon natal, suasana natal menjadi lebih cerah dan berseri karena adanya gemerlap lampu yang dililitkan di pohon natal tersebut.

Selain adanya pohon natal, dalam merayakan natal ada pernak-pernik yang berbentuk boneka santa, bantal bergambarkan santa dan bertuliskan tentang sesuatu yang indah dalam merayakan natal, pernak-pernik ini sangat cocok jika di tempatkan di sudut-sudut ruangan, akan terlihat manis oleh orang-orang yang memasuki ruangan tersebut.

Pernak- pernik untuk merayakan natal tidak hanya dalam bentuk besar, namun juga ada yang berbentuk kecil, seperti souvenir-souvenir gantungan kunci, topi santa, lembaran kertas ucapan terima kasih, dll. Souvenir-souvenir ini nantinya akan diberikan kepada orang-orang yang datang untuk menjalin silaturahmi, apalagi jika yang bersilaturahmi itu membawa anak mereka atau saudara-saudara, tentunya anak-anak tersebut akan merasa senang karena diberi hadiah atau souvenir oleh pemilik rumah.

Jika dilihat dari segi ekonomi, dengan adanya hari raya baik itu natal ataupun yang lain, akan memberikan penghasilan besar kepada penjual-penjual yang ada di pasaran, di toko-toko atau sejenisnya. Seperti contoh ketika menjelang natal, penjual pernak-pernik natal di serbu oleh masyarakat yang baragama kristen. Sedangkan contoh lain saat mendekati hari raya idul fitri, toko pakaian, makanan, dll juga di serbu oleh masyarakat muslim. Hal itu dapat menaikkan penghasilan penjual-penjual yang ada di pasaran.

Lalu bagaimana sikap agama lain dengan adanya perayaan natal yang dilakukan oleh agama kristen tersebut?. Berbicara tentang sikap dalam beragama, tentunya agama-agama lain yang tidak merayakan natal harus selalu menghargai dengan adanya perayaan natal yang dilakukan oleh agama Kristen, karena perayaan tersebut merupakan perayaan yang dilakukan untuk lebih mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Seperti halnya agama-agama lain yang melakukan perayaan untuk lebih mendekatkan dirinya kepada yang maha esa. Kita harus sadar bahwa kita hidup berdampingan, hilangkan rasa benci kepada satu sama lain, kita harus saling menghargai antar agama, agar nantinya kita dapat hidup damai, tentram, aman tanpa adanya masalah sekecil apapun dalam kehidapan bermasyarakat walaupun berbeda agama, tradisi, dll.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun