Mohon tunggu...
Idhan Safari
Idhan Safari Mohon Tunggu... Lainnya - ____________

_____

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengembangan Bisnis Mikro Bagi UMKM : Usaha Budidaya jangkrik Untuk Pertenak Kecil Menengah

27 Januari 2025   00:08 Diperbarui: 27 Januari 2025   00:08 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Latar Belakang
Usaha budidaya jangkrik melibatkan peternak individu atau kelompok yang memiliki minat dalam peternakan atau produksi pakan hewan. Peternak mengirimkan hasil budidayanya ke kios atau pengecer, yang kemudian menjualnya ke konsumen akhir. Proses distribusi ini membantu memperluas pasar peternak dan menyediakan pasokan pakan hidup segar bagi kios. Meskipun usaha ini menjanjikan, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi persaingan antar peternak, seperti harga, kualitas, kuantitas produksi, efisiensi, distribusi, dan inovasi.

 Rumusan Masalah
Beberapa masalah utama yang dihadapi oleh peternak jangkrik, terutama dalam usaha mikro dan kecil, antara lain:
1. Terbatasnya Ketersediaan Pasokan Jangkrik  
   Proses budidaya jangkrik memerlukan ruang dan sumber daya tertentu yang tidak selalu tersedia dalam jumlah besar. Kondisi cuaca yang tidak menentu juga dapat mengurangi jumlah produksi.

2. Persaingan Antar Pedagang
   Persaingan yang semakin ketat antara peternak dapat mempengaruhi ketersediaan pasokan, karena beberapa peternak mungkin kesulitan untuk meningkatkan produksi dalam situasi yang kompetitif.

3. Cuaca yang Tidak Menentu  
   Perubahan cuaca dapat mengganggu kualitas jangkrik. Jangkrik yang terlalu banyak atau sedikit airnya bisa menjadi lemah atau tidak sehat, yang pada akhirnya akan mempengaruhi daya tarik jangkrik di pasar dan menyebabkan ketidakstabilan dalam penjualan.

Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung dengan peternak atau pihak terkait untuk mengumpulkan informasi mengenai praktik budidaya, tantangan yang dihadapi, serta persepsi mereka mengenai kondisi persaingan dalam budidaya jangkrik.

Kesimpulan
Dari wawancara dan observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa peternak budidaya jangkrik menghadapi beberapa tantangan, yaitu:
1. Fluktuasi Harga  
   Harga jangkrik yang tidak stabil mempengaruhi keuntungan, karena harga jual seringkali dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk ketersediaan pasokan dan permintaan pasar.
   
2. Kendala Distribusi  
   Biaya transportasi yang tinggi menjadi salah satu hambatan dalam distribusi jangkrik, terutama ketika jarak pengiriman jauh atau dalam jumlah besar.

3. Ketergantungan pada Pengepul
   Peternak sangat bergantung pada pengepul untuk pasokan jangkrik. Ketergantungan ini bisa menjadi kendala ketika pengepul tidak menyediakan pasokan sesuai kebutuhan atau harga yang tidak stabil.

4. Pengaruh Cuaca dan Lingkungan  
   Cuaca yang tidak menentu dapat memengaruhi hasil budidaya jangkrik. Faktor lingkungan, seperti suhu dan kelembapan yang tidak terkelola dengan baik, juga berdampak pada kualitas jangkrik.

Hasil Wawancara
Seorang petani yang memulai usaha budidaya jangkrik sejak 2021 mengungkapkan bahwa ia memulai dengan modal sekitar Rp 10 juta untuk membeli jangkrik dari pengepul. Distribusi kini dilakukan secara online, menggunakan kendaraan roda dua untuk pesanan kecil dan roda empat untuk pesanan besar. Keuntungan bersih yang diperoleh per hari sekitar Rp 800.000 setelah dikurangi biaya transportasi dan makan.

 Saran
Untuk mengatasi tantangan yang ada, berikut beberapa saran untuk pengembangan usaha budidaya jangkrik:
1. Perbaikan Teknik Budidaya  
   Petani perlu terus memperbaiki teknik budidaya agar kualitas dan kuantitas hasil jangkrik meningkat. Penggunaan teknologi atau metode budidaya yang lebih efisien dapat mengurangi kerugian akibat cuaca dan faktor lingkungan.
2. Pelatihan dan Penyuluhan
   Mengikuti pelatihan atau mendapatkan penyuluhan dari ahli pertanian atau peternakan akan sangat membantu petani dalam mengatasi masalah teknis dan operasional. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil budidaya jangkrik.
3. Diversifikasi Distribusi  
   Untuk menghadapi kendala distribusi, petani bisa mempertimbangkan cara distribusi yang lebih efisien atau mengembangkan jaringan distribusi yang lebih luas untuk mengurangi ketergantungan pada pengepul tertentu.
Dengan adanya upaya perbaikan dalam aspek-aspek ini, usaha budidaya jangkrik bagi UMKM dapat berkembang lebih baik dan lebih berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun