Kritik ini telah memicu perdebatan, dan bahkan dikecam dikalangan intelektual dan aktivis Islam. Namun banyak kalangan juga mengapresiasikan pendapat Nurcholish Madjid tersebut.Â
Dalam keadaan realitas tersebut telah menunjukan adanya perbedaan pandangan dikalangan masyarakat muslim itu sendiri, ada yang berani terbuka dengan pemikiran-pemikiran moderat dan progresif, dan disebagian lainnya lebih memilih konsevatif terhadap pandangan-pandangan baru.
Dengan demikian, setiap perbedaan yang terjadi dikalangan masyarakat muslim itu sendiri sudah tidak lagi diartikan untuk membeda-bedakan menjadi berkelompok-kelompok atau bergolongan-golongan, melainkan perbedaan itu diterima menjadi suatu pengetahuan.
Skenario Politik Islam
Misalnya seperti perbedaaan pandangan politik yang terjadi dewasa ini, dimana sebagian masyarakat muslim menghendaki bahwa agama dan politik itu tidak dapat dipisahkan, sedangkan disebagian masyarakat lainnya menghendaki bahwa agama terpisah dengan politik.Â
Terhadap gerakan politik yang mendukung pemisahan antara agama dan politik tersebut, pastinya akan mendapat kecaman sosial dengan tuduhan kafir.Â
Terhadap polemik tersebut, jika disikapi dengan ilmu maka akan diketahui landasannya. Sebab, terdapat tokoh Islam yang mendukung adanya pemisahan agama dengan politik, yakni Mohammad Husein Haikal.
Mereka menyatakan bahwa kedaulatan tertinggi memang ada hanya pada Allah, namun Tuhan Yang Maha Esa bijaksana telah menambahkan manusia menjadi khalifah dimuka bumi serta memberikan panduan dasar dan kaidah umum.Â
Kelompok ini berpendirian bahwa dalam Islam tidak terdapat ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan bernegara.Â
Dengan demikian pandangan politik yang menghedaki adanya pemisahan antara agama dan politik sudah tidak perlu lagi dihakimi pertentangannya, karena sama-sama bersumber dalam ilmu Islam.