Mohon tunggu...
Idham AbdiNusa
Idham AbdiNusa Mohon Tunggu... -

Jurnalis | Jalan Tengah | Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Antara Jadi Capres dan Janji Jakarta Baru

2 Januari 2014   18:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:14 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_303283" align="alignnone" width="580" caption="sumber : Jakartabaru"][/caption] Benarkah Ini Saatnya Jokowi jadi Capres?

Pertanyaan di atas mungkin dinilai sebagai pertanyaan retoris, karena hingar bingar Jokowi telah menjawab itu dengan penuhnya ruang publik dan ruang opini oleh fenomena Jokowi

Bahkan banyak muncul istilah yang membuat setiap pendapat dikategori dalam dua bilangan, Projo (Projokowi) bagi pendukung Jokowi dan Jokowi haters bagi yang mengkritik, sekalipun pengkritik Jokowi belum tentu tidak projokowi, namun gelombang opini yang besar tersebut langsung menghitamputihkan pendapat orang.

Sekedar mengingatkan saja, sejauh ini ada parameter yang patut dilihat dengan jernih, apakah Jokowi dibilang sukses sebagai pemimpin sehingga pantas pula menjadi kepala negara diantara ratusan juta penduduk, beragam suku, pulau dengan aneka persoalan yang berbeda-beda pula.

Seorang kompasianer pernah membandingkan kesuksesn Jokowi sebagai Walikota Solo dengan Tri Rismaharini Walikota Surabaya (Kinerja Rismaharini Melawan Publisitas Jokowi) , ada fakta mengejutkan soal itu, Jokowi dan Rismharini sebagai sama-sama Walikota mencatatkan pencapaian yang begitu berbeda, Jujur, bahwa Rismaharini masih jauh unggul dari Jokowi, bedanya ada pada kehebohan media dalam mendaur ulang Jokowi di layar televisi dan halaman surat kabar.

[caption id="attachment_303281" align="alignnone" width="518" caption="Sumber : kompasiana/Bismarsiregar"]

1388660289422511706
1388660289422511706
[/caption] lantas bagaimana kesimpulan kepemimpinan Jokowi selama menjadi Gubernur DKI, dengan anggaran Pemilu DKI sebesar 250 miliar apakah Jokowi pantas meninggalkan DKI Jakarta begitu saja? lantas apakah cukup alasan meninggalkan impian Jakarta Baru? Jakarta Baru yang sejenak menghibur dan memberi harapan bagi warga penghuni Ibukota.

Saya tidak hendak menghakimi Jokowi, namun inilah yang saya dapati, inilah alasan, dan inilah sebuah alasan ketika Jokowi-Ahok menjadi pilihan di pilkada DKI lalu.

Visi Misi Jokowi-Ahok

Visi

Jakarta Baru, Kota modren yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang lauak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik.

Misi

1. Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten dengan Rencana Tata Ruang Wilaya

2. Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah dan lain-lain

3. Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta terjangkau bagi warga kota

4. membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus memiiki kesadaran dalam memelihata kota

5. Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pelayanan publik.

Bidang Penataan Kota

1. Melakukan intervensi sosial untuk merevitalisasi pemukiman padat dan kumuh, tetapi meniadakan penggusuran

2. Pembangunan super blok untuk masyrakat kelas menengah ke bawah. berupa one stop living yang terdiri dari hunian vertikal (Rumah Susun) ruang publik berupa taman, pasar dan pusat layanan kesehatan.

Mengatasi Banjir

1. Pembangunan embung/folder untuk menangkap dan menampung air hujan di setiap kecamatan dan setiap kelurahan

2.Membeli daerah tangkapan ari seperti situ/waduk di hulu sungai agar debit air yang masuk ke Jakarta bisa dikendalikan

3. Bekerjasama dengan pemerintahan di sekitar Jakarta untuk membuat sebuah otoritas yang mengatur dan mengelola sungai-sungai yang bermuara di Jakarta

4. Menintegrasikan seluruh saluran drainase agar koneksi dengan kanal-kanal pembungan air

Bidang Transportasi

1. Bekerjasama dengan pemerintahan sekitar Jakarta untuk membuat otoritas pelayanan transportasi Jabodetabek agar persoalan mobilitas warga bisa ditangani oleh badang yang memiliki otoritas lintas daerah

2.Mengganti sebagian besar Busway menjadi railbus sehingga kapasitas dalam mengangkut penumpang jauh lebih besar. mengutamakana people mobilization, bukan car mobilization

3. Memperbanyak armada angkutan umum, terutama busway di koridor-koridor yang tetap dipertahankan sebagai jalur busway

4.Mengganti kendaraan umum seperti metromini, kopaja dan bis dengan kendaraan yang jauh lebih layak agar warga merasa nyaman untuk menggunakan kendaraan umum.

5. Pembangunan monorail

6. Merintis pembangunan MRT/Subway sebagai angkutan massal warga kota

7. MElengkapi penyediaan transportasi massal dengan pembatasan penggunaan kendaraan Pribadi melalui sistem Electronical Road Pricing (ERP) sewa parkir yag tinggi, pengaturan kendaraan berdasarkan nomor polisi gena-ganjil dan pengaturan jam kerja.

Bidang Kesehatan

1, mempermudahjalur birokrasi pelayanan kesehatan yang saat ini menggunakan SKTM menjadi Kartu Sehat yang berlaku di rumah sakit pemerintah, dan pembayarannya ditanggung oleh pemerintah

2. Menyediakan Pusat Kesehatan Masyarakat di pasar-pasar tradisional terutama pasar-pasar yang dibangun di super Blok untuk kalangan menengah ke bawah.

Bidang Kesejahteraan Masyarakat

1. Membangun mall khusus untuk pedagang kaki lima agar lebih tertib dan tidak memakan badan jalan

2. Merevitalisasi pasar tradisional agar tetap bisa bersaing dengan pasar modern dan menggerakkan perekonomian warga

Bidang Kebudayaan

1. Membangun kebudayaan warga kota berbasis komunitas

2. menyediakan ruang-ruang publik sebagai fasilitas pergaulan warga dan sarana tempat mengekspresikan diri

3. mengembangkan pusat-pusat kebudayaan Jakarta di lima wilayah administratif

4. Merevitalisasi melengkapi fasilitas kawasan Old Batavia agar menjadi daya tarik wisata sejarah dan budaya di jakarta

Bidang pelayanan Publik

1. Melaksanakan reformasi birokrasi agar pemerintahan berjalan bersih, transparan dan profesional

2. Mempercepat dan memperpendek waktu penggurusan izin, waktu pengurusan izin paling lama hanya sampai enam hari kerja.

3. Meniadakan pentungan dan perlengkapan yang memungkinkan Polisi Pamong Praja melakukan kekerasan terhadap warga

4.Gubernur dan Wakil Gubernur berkomitmen untuk tidak menggunakan voorrijder sehingga bisa merasakan keadaan yang sesungguhnya sedang dialami warga

5. Gubernur dan Wakil Gubernur hanya akan berada di kantor selama 1 jam saja, dan sisanya meninjau porses pembangunan dan pelayanan publik di lapangan.

Dari semua janji Politik Jokowi-Ahok dalam balutan impian Jakarta Baru, mari kita sama-sama menilai, agar ke depannya negeri ini tidak lagi salah memimpin, saya masih ingat euforia SBY-JK ketika mencalon jadi Presiden tahun 2004 lalu. hampir saja SBY menjadi malaikat baru dalam kancah kepemimpinan nasional, hasilnya ternyata kita menuai negara Impor luar biasa, pemerintahan disibukkan dengan kasus korupsi, Kepala negara jadi ketua partai politik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun