Mohon tunggu...
Idha Arsila
Idha Arsila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Diponegoro

Program Studi Ilmu Keperawatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Stres Melanda? Tenangkan Pikiran dengan Coret-Coret melalui KENNES:

6 Juli 2021   22:03 Diperbarui: 7 Juli 2021   15:00 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pernahkan Anda merasa mood mudah sekali naik turun, gelisah atau gugup berlebihan, merasa takut tanpa alasan, linglung, mengalami gangguan tidur, gangguan pencernaan, atau tubuh sering berkeringat padahal tidak melakukan aktivitas fisik? Salah satu penyebab yang mungkin terjadi adalah stress (Luthfi & Maliki, 2017). Stress dapat muncul dalam diri seseorang karena berbagai macam penyebab, seperti masalah pekerjaan, ujian, sakit, problem rumah tangga, dan lain sebagainya (Musradinur, 2016). Sebetulnya, apa yang dimaksud dengan stress? Menurut Scott (2020), stres dapat didefinisikan sebagai segala jenis perubahan yang menyebabkan ketegangan fisik, emosional, atau psikologis. Stres merupakan respons tubuh terhadap segala hal yang membutuhkan perhatian atau tindakan.

Apakah Manajemen Stress Penting untuk Dilakukan?

Manajemen stress penting untuk dilakukan agar tubuh tetap dalam keadaan sehat baik secara jasmani maupun rohani. Stress yang dibiarkan dapat mempengaruhi kondisi kognitif (masalah konsentrasi, gangguan mental), behavior (gangguan tidur, penggunaan obat-obatan terlarang, alkohol), emosional (depresi, merasa terisolasi, mudah marah), dan fisik seseorang (permasalahan jantung, mual, ansietas, sakit leher, dan punggung) (Burman & Goswani, 2018). Bila dibiarkan terus-menerus tentunya akan berdampak buruh pada kesehatan seseorang bahkan dapat berakhir pada gangguan kejiwaan yang serius.

Manajemen Stress Melalui Terapi Lukis

Terapi seni lukis banyak dimanfaatkan sebagai media untuk menyelesaikan konflik emosional dengan menyalurkan perasaan dan emosi non-verbal (Kartika, 2017), seperti dalam menangani kasus stress anxiety (kecemasan), trauma, paranoid, skizofrenia, maupun kasus-kasus psikologis lain (Pertiwi, 2017). Tujuan dari terapi seni lukis bukan untuk menghasilkan bentuk bernilai seni, tetapi lebih mengutamakan kebebasan berkomunikasi dan mengekspresikan perasaan sehingga seseorang dapat mengungkapkan apa yang dirasakan dan dapat meningkatkan self esteem pada individu tersebut. Terapi seni lukis terbukti mampu menurunkan angka depresi dan stres, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Permatasari et al., 2017), (Mahardika, 2017), dan (Setiana.Wiyani & Erwanto, 2017).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun